Bandung (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa kemampuan bersaing teknologi karya putra-putri bangsa tidak kalah dengan negara lain, sehingga jika digunakan dengan sumber daya yang dimiliki Indonesia, hal itu bisa mempercepat proses pembangunan. "Indonesia mendapatkan anugerah yang luar biasa, sumber daya alam yang besar, physical capital, human capital, social capital, tradisi-tradisi gotong royong yang masih baik, financial capital yang makin kuat, serta teknologi yang jadi kelebihan insinyur negeri ini. Saya punya keyakinan dan kepercayaan tinggi bahwa akan terjadi proses percepatan pembangunan di waktu yang akan datang apabila semua resources dan potensi itu kita dayagunakan sebaik-baiknya," kata Presiden saat membuka Rapimnas Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Bandung, Kamis. Menurut Presiden, dalam alam globalisasi saat ini cara berpikir bangsa Indonesia sebaiknya diarahkan untuk bagaimana menyiapkan diri berkompetisi dengan bangsa lain. "Cara berpikir, `mind set` yang cerdas adalah kita harus siap untuk berkompetisi, siap masuk dalam `rules of the game` apapun dalam era globalisasi ini. Putra-putri Indonesia sanggup dan bisa bersaing dengan putra-putri negara lain termasuk para insinyurnya. Ini bukan `lip service`, ini bukan `statement` politik. Ini bukan hanya menyenang-nyenangkan diri sendiri, karena saya sudah melihat semua kemajuan teknologi di Indonesia di berbagai sektor dan daerah," katanya. Dikatakannya, para insinyur yang berasal di Indonesia saat ini justru banyak yang menjadi andalan kemajuan teknologi dan ekonomi di negara lain, seperti di Amerika Serikat, Malaysia dan negara-negara Eropa. "Banyak putra-putri Indonesia yang `very unfortunately` masih ada di luar negeri. Itu merupakan bibit unggul yang mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi di luar negeri itu. Sementara di dalam negeri sendiri inovasi demi inovasi berlangsung terus, penemuan-penemuan berlangsung terus. Karya bangsa sendiri apakah di bidang `engineering`, apakah di bidang pertambangan, `housing` dan lain-lain. Coba dilihat mutunya, kualitasnya tidak kalah dengan para teknolog dan `engineer-engineer` dari negara lain," katanya. Dengan kondisi seperti itu, Presiden meminta agar para insinyur Indonesia tidak perlu merasa tidak bisa bersaing dengan insinyur negara lain. "Mari kita mobilisasi kekuatan kita. Marilah kita lakukan sesuatu secara besar-besaran agar kita berbuat lebih banyak lagi di negeri tercinta ini. Saya menunggu karya saudara, rakyat menunggu kontribusi saudara untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi mereka," katanya. Dalam kesempatan itu, Presiden kembali berpesan agar pembangunan ketahanan energi di negeri ini tetap memperhatikan konsep konservasi, deversifikasi, dan efisiensi sehingga penggunaan energi dilaksanakan dengan baik, sekarang dan ke depan di seluruh tanah air. Pembangunan ketahanan energi juga perlu dukungan kebijakan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga bisa mengarahkan pada pembangunan kemandirian di bidang energi. "Setelah mandiri kita bisa membangun `character building` yang hemat energi. `Life style`, gaya hidup yang boros energi harus kita hentikan. Sejak dini anak-anak usia muda kita bangun gaya hidup yang hemat energi," katanya. Hadir dalam acara ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro dan Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007