Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekonomian Budiono mengatakan Indonesia memperoleh apresiasi internasional di bidang rekonstruksi dan rehabilitasi dalam penanganan bencana gempa bumi. "Rekonstruksi dan rehabilitasi tersebut merupakan program terbesar, dan tercepat di dunia," katanya pada pembukaan pameran 'Teknologi Penanganan Bencana', di Gedung Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, Jumat. Ia mengatakan upaya bersama telah berhasil mengatasi dampak bencana gempa bumi, dan secara bertahap sebagian besar korban telah dibantu dan telah dikurangi beban penderitaannya. Terkait dengan hal itu, menurut dia, pameran ini memperlihatkan usaha konkret yang telah dan akan dilakukan khususnya dalam penanganan gempa yang mengakomodasi kearifan lokal di bidang rekonstruksi dan rehabilitasi kehidupan masyarakat. "Pengalaman ini dapat dijadikan pelajaran yang sangat berharga, bukan hanya bagi bangsa kita, tetapi juga bagi bangsa lain terutama dalam merespons dan mengorganisasikan upaya rekonstruksi dan rehabilitasi, serta dalam mengambil keputusan strategis dan memilih prioritas semua itu sehingga menentukan keberhasilan penanganan bencana," kata dia. Sementara itu, Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya mengemukakan saat ini Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) telah mengalami perkembangan dan kemajuan yang baik, karena mampu memperoleh data dalam waktu lima menit pasca-gempa, dari sebelumnya 30 menit. Sultan juga mengatakan di DIY telah dipasang sirine sebagai alat peringatan dini gempa dan tsunami di sepanjang pantai selatan. "Sirine itu dapat segera dibunyikan untuk memberitahu warga agar segera mengungsi," katanya. Menurut dia, di China untuk mendeteksi gempa para ahli melihat perilaku ular, karena binatang melata ini paling sensitif saat akan terjadi gempa. "Ular bisa mendeteksi sejauh 120 kilometer dari pusat gempa," kata Gubernur DIY. Pada pembukaan pameran tersebut juga hadir Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto. Pameran yang berlangsung tiga hari ini diikuti seratusan peserta dari berbagai instansi dan lembaga pemerintah serta kalangan swasta. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007