Jakarta (ANTARA News) - Indonesia lewat Departemen Luar Negeri, mengecam penahanan yang dilakukan Israel terhadap 33 tokoh penting Hamas, termasuk Menteri Pendidikan Palestina, di daerah pendudukan Tepi Barat. "Pemerintah Indonesia berpandangan bahwa penahanan terhadap 33 tokoh tersebut akan menimbulkan ketegangan baru," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Indonesia Kristiarto Legowo di gedung Deplu, Jakarta, Jumat. Menurut dia, tindakan semena-mena pemerintah Israel tersebut juga akan semakin memicu eskalasi konflik di Timur Tengah. Oleh karena itu, ujar dia, Pemerintah Indonesia menyerukan kepada semua pihak untuk dapat menahan diri. "Hanya dengan menahan diri, maka upaya-upaya penyelesaian konflik melalui dialog dan perundingan serta berbagai kesepakatan yang ada sebelumnya dapat dimulai kembali," ujarnya. Penangkapan terhadap 33 tokoh penting Hamas tersebut terjadi dalam penumpasan terkini atas kelompok Islam itu untuk menghentikan serangan roket dari Gaza. Gerakan semalam di Tepi Barat utara itu, berpusat di kota Nablus, dan berhasil menangkap Menteri Pendidikan Palestina Nassereddin Shaer, tiga anggota parlemen dan sedikit-dikitnya tujuh walikota, kata tentara dan pejabat Israel. Keadaan memanas itu terjadi beberapa jam setelah Hamas dan beberapa kelompok lain menolak permintaan Presiden Palestina Mahmud Abbas menghentikan serangan roket lintas perbatasan oleh gerilyawan Gaza ke kota Israel selatan. Israel melakukan gerakan serupa tahun lalu terhadap menteri dan anggota parlemen Hamas di Tepi Barat, yang memicu tanggapan keras dunia. Pada saat itu, tentara Israel menangkap 64 tokoh utama Hamas, termasuk delapan menteri dan 26 anggota parlemen.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007