Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pemerintah Malaysia menargetkan kedatangan wisatawan Indonesia ke Malaysia dalam program Visit Malaysia 2007 sekitar dua juta orang dari total target kunjungan turis 2007 sebesar 20,1 juta orang. "Tahun lalu, kunjungan turis Indonesia ke Malaysia mencapai 1,3 juta orang dan tahun ini kami menargetkan sekitar dua juta orang atau 10 persen dari total turis mancanegara yang akan datang ke Malaysia dalam Visit Malaysia 2007 sebesar 20,1 juta orang," kata Sekretaris Jenderal Departemen Pariwisata Malaysia Victor Wee di Kuala Lumpur, Sabtu. Tahun ini merupakan tahun istimewa bagi Malaysia karena merupakan tahun peringatan 50 tahun Malaysia merdeka. Berbagai program telah disusun untuk menarik wisatawan turis mancanegara sebanyak mungkin. Menurut dia, tahun lalu jumlah kunjungan turis ke Malaysia tahun 2006 mencapai 17,5 juta orang. Dari target kunjungan sebesar 20,1 juta orang, Malaysia menargetkan pendapatan dari pariwisata sebesar 44,5 miliar ringgit dan menjadikan sektor pariwisata sebagai pendapatan negara terbesar kedua setelah sektor manufaktur. "Kami mengalokasikan 200 juta ringgit untuk mempromosikan Visit Malaysia 2007, dan kemungkinan akan ada tambahan lagi sekitar 200 juta ringgit," tambah Victor Wee. Menurut dia, turis yang datang ke Malaysia akan melihat berbagai macam masyarakat, ada Melayu, Cina dan India. Malaysia juga menjual tujuan wisata hutan dan lingkungan di Sabah dan Sarawak. Sementara itu, Wakil Duta Besar RI untuk Malaysia AM Fachir mengingatkan masyarakat Indonesia untuk hati-hati berkunjung ke Malaysia seiring dengan seringnya operasi Rela dan polisi terhadap pendatang asing, termasuk Indonesia. "Bila berkunjung ke Malaysia jangan lupa bawa paspor kemana-mana, walaupun akan memberatkan, tapi itu merupakan cara terbaik jika sial kena terjaring operasi Rela dan Polisi Malaysia, bisa masuk tahanan jika tidak bawa paspor," katanya. Rela merupakan organisasi sukarelawan sipil yang diperbantukan untuk menjaring dan menangkap para pendatang asing secara ilegal. "Pernah anak dubes dan anak staf kedubes RI terjaring dan tidak membawa paspor sehingga terpaksa sempat mendekam di tahanan. Untung mereka punya akses ke KBRI dan mereka bisa mengkontak kami. Bagaimana dengan mereka yang tidak punya akses ke KBRI. Semula mau jalan-jalan malah masuk tahanan," kata AM Fachir.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007