Semarang (ANTARA News) - Komisi V DPR RI akan menolak kenaikkan tarif jalan tol yang akan dibahas pada rapat kerja dengan pemerintah bulan Agustus 2007 karena belum memenuhi standar pelayanan minimum. "Kami akan berjuang melalui Fraksi PDI Perjuangan dan Komisi untuk menolak kenaikkan tarif jalan tol mendatang," kata Anggota Komisi V DPR RI, Drs Sumaryoto di Semarang, Sabtu. Ia mengakui, memang sampai kini belum diketahui besaran kenaikkan tarif jalan tol tersebut, tetapi karena belum memenuhi standar pelayanan minimum kepada masyarakat pengguna jalan bebas hambatan tersebut, sehingga tidak perlu dinaikkan terlebih dulu. Kenaikan tarif jalan tol tersebut, kata dia, akan dilakukan pemerintah untuk 13 ruas jalan tol yang ada di Indonesia, termasuk di Semarang yang meliputi kelas A, B, dan C. Ketika ditanya standar pelayanan minimum (SPM) yang dinilai belum baik, dia mengatakan, SPM ini meliputi masih sering terjadi kemacetan di jalan tol. "Padahal kalau arus kendaraan macet di jalan tol, tentunya kita akan sulit untuk bergerak," katanya. Kemudian, kata dia, di jalan tol masih ada pedagang kaki lima yang berkeliaran menjajakan barang dagangannya, hewan-hewan piaraan masyarakat juga masih berkeliaran, dan lain sebagainya. Ia mengatakan, ada aturan bahwa setiap dua tahun jalan tol akan dievaluasi untuk melihat masa konsesi yang sudah habis. Di sisi lain, Sumaryoto mengatakan, rencana pembangunan jalan tol Semarang-Solo sudah memasuki tahap konstruksi. Masalah pembebasan tanah, kata dia, sudah disiapkan mulai tahun 2006 dan realisasinya tahun 2007. Komisi V DPR RI menyetujui permintaan Menteri Pekerjaaan Umum atas nama pemerintah untuk menyiapkan dana Rp600 miliar untuk pembebasan tanah. "Dana itu bentuknya dana bergulir," katanya menegaskan. Jalan Tol Semarang-Solo sepanjang 75,7 kilometer tersebut dianggarkan Rp6,9 triliun dan pembebasan tanah penduduk Rp800 miliar. Ia mengatakan, jalan tol Semarang-Solo pengelola atau investornya mengalami penggantian dan sekarang ini dipegang oleh PT Jasa Marga dengan masa konsesi selama 45 tahun. Jalan tol ini, menurut dia, investornya PT Jasa Marga dengan dana konsorsium Bank Mandiri, BNI, dan BRI.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007