Jakarta (ANTARA News) - Deputi Senior Bank Indonesia (BI), Miranda S. Goeltom, memprediksi pertumbuhan ekspor non-migas (minyak dan gas) pada tahun ini mencapai nilai sembilan persen. Dalam acara Seminar Nasional Peran Diplomasi Ekonomi dalam Mendorong Pertumbuhan Ekspor di Jakarta, Selasa, Miranda mengatakan, kecilnya pertumbuhan ekspor non-migas ini di satu sisi karena neraca pembayaran 2007 akan menghadapi melemahnya pertumbuhan ekonomi global dan anjloknya harga ekspor komoditi. Di sisi lain, lanjutnya, menguatnya ekonomi domestik lebih banyak didorong oleh permintaan terhadap barang-barang impor. Impor non-migas diprediksi tumbuh 14,5 persen pada tahun ini. Dengan kondisi ini, kata Miranda, surplus perdagangan perdagangan akan mengalami pelemahan peningkatan dibanding pada tahun sebelumnya. Hal ini berbeda dengan tahun 2006 yang mencatat surplus perdagangan senilai 15 juta dolar AS yang merupakan rekor tertinggi selama ini. Pencatatan rekor itu lebih disebabkan oleh berlanjutnya pertumbuhan ekonomi global, terutama negara China dan India, naiknya harga komoditi di pasar global dan tingginya likuiditas pasar keuangan internasional. Miranda menyoroti peran ekspor non-migas ini, karena ekspor sebagai mesin utama penggerak pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih didorong oleh sektor konsumsi, sementara dari sisi investasi masih rendah, walaupun ada prospek positif. "Kami mengakui bahwa pentingnya ekspor memegang peranan penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan pendapatan cadangan devisa," tambahnya. Untuk meningkatkan ekspor ini, katanya, perlu adanya regulasi untuk meningkatkan dan dapat menghilangkan hambatan ekspor. Hambatan ekspor ini di antaranya adalah rendahnya daya saing produk dalam negeri, kecilnya bantuan perdagangan dan kurang optimalnya peran lembaga pendukung dalam meningkatkan ekspor. Miranda melihat peningkatan ekspor ini perlu sistem yang efisien dan prosedur yang menghilangkan biaya ekonomi tinggi. Selain itu perlu kebijakan yang mendorong penetrasi perdagangan dan akses pasar. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007