Baghdad (ANTARA News) - Sejumlah pria bersenjata yang mengenakan seragam polisi menculik paling tidak tiga pengajar dari Barat dan beberapa pengawal mereka dari sebuah gedung Kementerian Keuangan di Baghdad tengah, kata seorang saksi mata kepada Reuters. Polisi mengatakan para dosen itu adalah warga Jerman dan mereka ditangkap dari mobil mereka di luar gedung kementerian itu. Para pengajar itu memberikan pengarahan kepada personel kementerian itu tentang menyelenggarakan kontrak-kontrak elektronik, kata saksimata itu, yang tidak bersedia disebut jati dirinya. Para pria bersenjata itu memasuki ruangan ceramah yang dipimpin seorang pria yang mengenakan seragam mayor polisi. "Di mana para warga asing itu, di mana para warga asing itu?", teriak pria-pria bersenjata yang berada dalam ruang rapat itu. Paling tidak 22 orang tewas dan 55 lainnya cedera ketika sebuah bom meledak yang diletakkan di sebuah minibus yang parkir meledak di satu daerah bisnis yang ramai di Baghdad tengah, kata polisi. Ledakan itu terjadi dekat sebuah persimpangan di Taman Tayaran, satu daerah yang dipenuhi pasar di mana buruh-buruh harian, biasanya warga Syiah yang miskin antri untuk mencari kerja. Lebih dari 200 warga asing dan ribuan warga Irak diculik sejak invasi yang dipimpin AS menggulingkan Presiden Saddam Hussein tahun 2003, kendatipun dalam bulan belakangan ini relatif tenang dalam kasus penculikan warga asing. Sebagian besar para sandera asing yang diculik di Irak dibebaskan tapi paling tidak 60 orang dilaporkan dibunuh oleh para penculik mereka. Saksi mata di Kemneterian Keuangan itu mengatakan, seorang pengajar lainnya selamat dari penculikan karena ia sedang duduk jauh dari rekan-rekannya. Para dosen, semuanya pria dan dipekerjakan oleh satu organisasi AS memberikan paling tidak 12 kuliah di kementerian itu dalam tahun lalu, katanya. Tidak ada segera komentar dari Kedubes AS. Satu sumber di Kementerian Keuangan membenarkan bahwa para penceramah itu diculik tapi mengatakan ia tidak memiliki informasi lebih jauh. Serangan Selasa itu tampaknya yang pertama kali terhadap warga Barat diculik dari dalam sebuah gedung pemerintah Irak di mana banyak warga asing bekerja membantu pemerintah itu, dan sebagai kontraktor. Seorang wanita Jerman, yang menikah dengan seorang dokter Irak, dan anaknya diculik 4 Februari. Tahun lalu dua insinyur Jerman diculik di Irak dan ditahan selama 99 hari sebelum mereka dibebaskan, kendatipun tidak jelas apakah ada uang tebusan dibayar. Ahli ilmu purbakala Jerman, Susanne Osthoff, juga ditahan oleh satu kelompok. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007