Jakarta (ANTARA News) - Badan Pemeriksa Keuangan mengungkapkan pada tahun ini hanya akan melakukan general audit atas laporan keuangan BUMN di 9 BUMN karena keterbatasan anggaran dan tenaga, serta banyaknya BUMN yang lebih suka diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Auditor Utama V BPK, Widodo Mumpuni di Gedung BPK, Kamis, mengatakan kesembilan BUMN itu antara lain Perum Bulog (persero), PT Peruri, dan PT Perkebunan Nusantara VI. "Tahun lalu kita audit 15 BUMN, dan tahun ini kemungkinan hanya 9 BUMN. Ini akan kita ganti dengan audit untuk tujuan tertentu yang lebih langsung ke tujuan. Kalau dua atau tiga tahun lalu kita bicara tentang 20 BUMN yang diperiksa," katanya. Dia menambahkan, selain dengan audit untuk tujuan tertentu, pihaknya tahun ini juga akan melakukan evaluasi atas hasil audit KAP terhadap BUMN untuk mengetahui kinerja perusahaan tersebut. Sedangkan untuk audit dengan tujuan tertentu, dia mencontohkan seperti proses pengadaan barang dan jasa yang menyalahi prosedur, investasi yang tidak memberi hasil optimal, pemberian kredit yang tidak didukung analisa yang memadai, piutang macet, pengadaan bahan baku yang tidak sesuai dengan ketentuan, serta penghitungan subsidi, seperti subsidi listrik, BBM, pupuk dan PSO. Untuk melakukan evaluasi atas hasil audit KAP terhadap BUMN, kata Widodo, pihaknya akan segera membentuk sebuah komite evaluasi yang terdiri dari pemeriksa BPK dan praktisi dari Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007