Yogyakarta (ANTARA News) - Menneg Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault meminta pengelolaan organisasi kepemudaan tidak sekedar rutinitas yang dijalankan secara tradisional karena dengan begitu akan ditinggalkan anggotanya. "Organisai dimaksud harus dikelola secara modern," kata Adhyaksa saat membuka tiga kegiatan sekaligus yakni Temu Pemuda Serantau I, Bakti Pemuda Internasional dan Rakernas Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) di Yogyakarta, Sabtu malam. Saat ini, katanya, banyak organisasi yang dikelola secara rutinitas dan tradisional sehingga tidak ada pembaruan, tidak sesuai dengan tuntutan zaman dan akan sulit berkembang. Organisasi kepemudaan, katanya, harus memperhatikan pengembangan sumber daya manusia dan aturan main organisasi agar bisa terus "survive" (bertahan) dan tidak ditinggalkan anggotanya. "Walaupun aturan main bagus namun SDM-nya buruk, atau sebaliknya, maka organisasi tidak jalan," katanya. Selain itu, ujarnya, organisasi kepemudaan juga perlu memperbaiki permasalahan internal organisasi sebelum berperan ke arah yang lebih besar. Pada kesempatan itu Adhyaksa juga meminta pemuda untuk siap menghadapi era globalisasi. Ia mengatakan, globalisasi tidak bisa ditahan sehingga harus dihadapi. Jika para pemuda tidak siap menghadapi globalisasi maka Indonesia hanya akan mudah dimanfaatkan oleh bangsa lain. Adhyaksa mengharapkan Temu Pemuda Serantau dan Bakti Pemuda Internasional yang diikuti pemuda dari Indonesia, Malasysia, Singapura, Thailand dan Kamboja dapat meningkatkan kemampuan pemuda dalam menghadapi globalisasi. Adhyaksa mengharapkan kegiatan tersebut dapat menyaring pengaruh buruk globalisasi. Temu Pemuda Serantau merupakan hasil kesepakatan Dialog Dakwah Serantau II pada 2006 di Batam. Kegiatan ini semacam "youth camp" (perkampungan pemuda) yang mempertemukan pemuda-pemudi Islam 17-23 tahun dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Kamboja. Kegiatan ini ditujukan untuk mempererat persaudaraan, pemahaman kebudayaan, dan jalinan kerjasama di antara pemuda Islam serantau dalam kegiatan dakwah dan pemberdayaan umat. Sedangkan Bakti Pemuda Internasional ditujukan untuk meningkatkan persaudaraan dan kerjasama organisasi pemuda di tingkat regional maupun internasional, sekaligus mendekatkan organisasi pemuda dengan problem dan situasi di masyarakat akar rumput.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007