Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah, Senin pagi, naik tajam menembus level Rp8.800 per dolar AS menjadi Rp8.771/8.776 dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu sebesar Rp8.837/8.845 per dolar AS atau menguat 66 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, mengatakan menguatnya rupiah terhadap dolar AS didukung membaiknya pasar saham regional setelah keluarnya data tenaga kerja dan manufaktur AS yang membaik. Kedua data AS tersebut memberikan harapan bahwa pertumbuhan ekonomi AS yang merupakan pasar ekspor utama Asia makin membaik, katanya. Kenaikan rupiah itu, menurut dia, didukung pula oleh melemahnya dolar AS terhadap yen, karena bank sentral AS diperkirakan akan menurunkan suku bunganya akhir tahun ini. Menguatnya rupiah juga sejalan dengan pernyataan Bank Indonesia (BI) bahwa laju inflasi Mei 2007 akan lebih rendah dibanding Mei 2006 yang menunjukkan bahwa target inflasi pemerintah sebesar 6,5 persen akan tercapai, katanya. Ia mengatakan, faktor utama menguatnya rupiah, karena pelaku melepas dolar AS, setelah pekan lalu menguat, mereka menilai saatnya untuk melepas mata uang asing itu untuk mencari untung. "Kami optimis rupiah akan terus menguat pada penutupan sore nanti melihat dukungan pasar cukup kuat," katanya. Menurut dia, rupiah masih mempunyai ruang untuk menguat lebih baik lagi, apabila The Fed jadi menurun suku bunga AS. Karena penguatan rupiah itu menunjukkan fundamental ekonomi makro Indonesia terus membaik, sehingga mata uang lokal itu dalam waktu tertentu akan masih berada di bawah level Rp9.000 per dolar AS. Meski BI menyatakan rupiah yang stabil apabila berada pada kisaran antara Rp9.000 sampai Rp9.300 per dolar AS, tuturnya. Sementara itu dolar AS terhadap euro menjadi1,3445 cenderung stabil, namun terhadap yen merosot menjadi 121,95 dari sebelumnya 122,10, sedangkan euro terhadap ye turun jadi 164,00 dari 164,15. Melemahnya dolar AS terutama tertekan setelah data tenaga kerja AS menunjukkan peningkatan yang diperkirakan mencapai 157.000 pada Mei 2007. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007