Banda Aceh (ANTARA News) - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menyelidiki kerusakan alat peringatan dini tsunami (EWS) yang berbunyi di Banda Aceh tanpa dipicu gempa bumi sehingga membuat panik ribuan warga setempat. "Hingga kini belum diketahui pasti penyebab berbunyinya EWS di Kajhu Aceh Besar, tapi kemungkinan karena kerusakan jaringan. Kita masih lakukan investigasi," kata kepala BMG Mata Ie Aceh Besar, Syahnan di Banda Aceh, Senin. Dia mengatakan, sirine EWS di kawasan Kajhu berbunyi sekitar pukul 10.30 WIB tanpa indikasi gempa ataupun tsunami bahkan seismograf BMG tidak mencatat adanya getaran gempa sehingga bunyi tersebut diduga karena adanya kerusakan pada sistem jaringan. EWS menggunakan tenaga listrik yang didukung baterai dengan jaringan GSM serta satelit yang berhubungan dengan seluruh jaringan EWS di Indonesia. Jaringan tersebut terkoneksi ke pusat gempa nasional yang terbagi dalam sepuluh regional. Dia mengatakan, belum mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk memperbaiki alat tersebut dan tidak bisa dipastikan kondisinya terus normal karena tidak dikontrol oleh daerah. "Selama ini pengontrolan bukan pada kita tapi masih dilakukan Jakarta," kata Syahnan ketika memberi keterangan kepada wartawan beberapa jam setelah sirine peringatan dini tsunami itu berbunyi. Untuk memperbaiki alat pendeteksi tsunami tersebut, dia mengatakan teknisinya akan datang dalam satu dua hari ke depan karena EWS yang selesai dibangun pada Desember 2006 masih dalam perawatan. Aceh memiliki enam EWS di antaranya di Kajhu, Punge dan Lampineung yang telah terkoneksi langsung dengan jaringan pusat di Jakarta dan Medan, namun hingga saat ini pengelolaannya belum diserahkan kepada Pemda. Sekitar pukul 10.30 WIB EWS di Kajhu berbunyi, sehingga menimbulkan kepanikan warga Banda Aceh dan Aceh Besar. Sekitar pukul 14.30 EWS di kawasan Blang Oi Banda Aceh kembali berbunyi dan menimbulkan kepanikan yang sama. Namun saat ini suasana warga yang panik dan sempat meninggalkan rumah ke tempat yang dinilai lebih aman telah kembali ke tempat tinggalnya masing-masing.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007