Jakarta (ANTARA News) - Nama dua warga Australia yang meninggal dalam kecelakaan pesawat Garuda 7 Maret 2007 di Yogyakarta diabadikan sebagai program beasiswa oleh Pemerintah Australia. Bea siswa Allison Sudradjat Awards dan Elizabeth O`Neill Journalism Award diumumkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia, Alexander Downer, di Canberra, pekan lalu. "Bea siswa ini berdiri di atas karya mutakhir Allison dan Liz, terutama di bidang pembangunan dan penerangan. Bea siswa ini juga akan membantu mengakui sumbangan mereka pada hubungan bilateral yang penting," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Bill Farmer, dalam siaran pers yang diterima ANTARA News, Rabu. Allison Sudradjat adalah Minister-Counsellor di Indonesia untuk Lembaga Bantuan Pembangunan Australia (Australian Agency for International Development atau AusAID). Salah satu keberhasilan Allison adalah peluncuran program bea siswa kepemimpinan Australian Leadership Awards (ALA) di Indonesia pada 2006. Bea siswa prestisius tersebut memungkinkan pelajar Indonesia untuk menuntut ilmu di universitas Australia untuk tingkat S2 atau S3. Sebagai kenangan atas Allison, empat Bea Siswa Kepemimpinan (ALAs) pasca-sarjana akan diberikan atas namanya kepada ilmuwan yang luar biasa dan pemimpin atau calon pemimpin. Permohonan bea siswa Allison Sudradjat Awards dan 2008 ALA Scholarships kini sudah dibuka dan akan ditutup pada 31 Juli 2007. Kedubes Australia di Jakarta mempersilakan para peminat mengakses situs Internet www.australianscholarships.gov.au. Sementara itu, Liz O`Neill adalah Atase Pers Kedutaan Besar Australia ketika gugur. Siaran pers Kedubes Australia menulis, Liz bekerja tidak mengenal lelah dengan anggota media Australia dan Indonesia untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik antara dua negara melalui peliputan media yang akurat dan mendalam. Bea siswa "Elizabeth O`Neill Journalism Award" akan diberikan kepada dua wartawan, satu dari Australia dan satu dari Indonesia. Disponsori oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) dan Australia-Indonesia Institute (AII), bea siswa ini terbuka untuk wartawan cetak, radio, televisi dan internet. Penerima bea siswa akan ikut serta dalam suatu program sekitar tiga minggu di dalam negeri, yang akan memungkinkan mereka untuk membangun pemahaman dan apresiasi yang lebih kuat tentang berbagai masalah yang dihadapi oleh Indonesia dan Australia kontemporer. Setiap tahun, program ini diarahkan pada bidang keahlian dan tanggungjawab reportase wartawan pada bidang seperti kebijakan luar negeri dan perdagangan, bantuan pembangunan, budaya, hubungan antar masyarakat dan pendidikan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007