Jayapura (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Papua pada anggaran 2007 mendapat bantuan Rp1 milyar dari berbagai lembaga donor luar negeri untuk penanganan pelestarian terumbu karang yang sebagian rusak dan mengancam ekosistem aneka biota laut yang bernilai ekonomis tinggi. Wakil Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Provinsi Papua, Marthinus A Ayomi, SH kepada wartawan di Jayapura, Kamis, mengatakan, dana bantuan LN tahun 2007 sebesar Rp1 milyar itu akan digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan pelestarian terumbu karang di seluruh provinsi ini. Ia mengatakan jumlah bantuan uang dari luar negeri untuk penanganan terumbu karang di Papua tahun 2007 itu meningkat dibanding tahun lalu sebedar Rp500 juta. Dana bantuan yang diterima tahun lalu sudah gunakan untuk pelestarian terumbu karang di pulau-pulau Padaido, Kabupaten Biak Numfor dan Kabupaten Supiori yang rusak akibat terkena bahan peledak yang dilakukan para nelayan tradisional di daerah itu maupun kapal-kapal asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal. Dana tersebut disalurkan melalui Departemen Kelautan dan Perikanan dan diteruskan kepada Pemerintah Provinsi Papua untuk menangani kerusakan terumbu karang yang menjadi tempat berkembang-biaknya bioata laut. Ayomi mengakui, beberapa tahun belakangan ini sebagian besar terumbu karang di Provinsi Papua mengalami kerusakan berat akibat penangkapan ikan oleh para nelayan dengan menggunakan bahan peledak. Dijelaskannya, dana sebesar Rp1 milyar bantuan LN itu pakai untuk membiayai kegiatan sosialisasi pentingnya terumbu karang dan dampak penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak. Begitu pula, dana tersebut dimanfaatkan untuk kerjasama dengan aparat keamanan TNI/Polri dalam melacak beredarnya bahan peledak (Handak) yang digunakan para nelayan serta pemberdayaan sumberdaya manusia (SDM) perikanan. Pemberdayaan SDM dilakukan dengan pola mengirim nelayan-nelayan asli Papua mengikuti magang pengelolaan terumbu karang di Denpasar, Bali, Mataram, NTB maupun pendidikan dan latihan (Diklat) di sejumlah negara yang mengelola terumbu karang secara lestari. "Setelah mendapat pengetahuan tentang pentingnya termbu karang, maka diharapkan mereka mensosialisasikannya kepada sesama nelayan di pulau dan pesisir pantai di Papua agar dapat bersama-sama melestarikan terumbu karang di provinsi tertimur ini sekaligus menyelamatkan biota laut bernilai ekonomis tinggi bagi kehidupan manusia di masa yang akan datang," jelas Ayomi.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007