Surabaya (ANTARA News) - Lima anggota Marinir yang diduga terlibat pemerasan di Kediri, Jatim, hingga menewaskan korbannya, kini diperiksa di kesatuannya masing-masing di Surabaya, antara lain di Yonif III Marinir, Yonif V Marinir dan batalyon lain. "Pokoknya lima orang anggota yang dari Kediri itu kami periksa. Belum diperoleh hasil apakah mereka betul-betul terlibat pemerasan atau hanya ikut-ikutan," kata Kasipen Pangkalan Marinir (Lanmar) Surabaya, Mayor (Mar) Djentayu kepada ANTARA, Kamis. Menurutnya, pihaknya belum menyerahkan pemeriksaan kasus tersebut ke Polisi Militer TNI AL (Pomal) karena belum diketahui apakah mereka melakukan pelanggaran tindak pidana atau bukan. Kalau ternyata terbukti, maka akan segera diserahkan ke Pomal. "Kami tunggu hasil pemeriksaan dari kesatuannya. Kalau memang ada tindakan pidana, pasti kami serahkan ke Pomal, tapi kalau tidak ada tindak pidana, ya tidak perlu. Soalanya dalam kasus itu ada orang sipilnya, siapa tahu anggota Marinir hanya ikut-ikutan karena tidak tahu apa-apa," ujarnya. Kelima anggota korps baret ungu yang diduga terlibat pemerasan terhadap bandar judi bernama Sumilih (75) itu adalah, Praka AH, Kopda EP, Kopda HR, Kopda SA dan Pratu MT, yang semuanya berdinas di Surabaya. Kanit Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Kediri, Iptu Sukarman sebelumnya mengatakan, pelaku pemerasan itu mengaku sebagai anggota Polri, yakni dua warga sipil, ES (40), warga Kelurahan Banaran RT 08/RW IX, Kota Kediri dan IM (40), warga Desa Senden, Kecamatan Kayen Kidul, Kabuaten Kediri serta lima anggota Marinir. Penangkapan terhadap dua warga sipil dilakukan Satuan Reskrim Polres Kediri dengan melacak nomor polisi Isuzu Panther AG-1621-DB yang digunakan para pelaku saat memeras korban. "Mobil yang digunakan para pelaku, ternyata mobil sewaan sehingga kami mudah makukan pelacakan sampai menangkap para pelakunya," katanya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007