Jakarta (ANTARA News) - Kelompok Delapan Negara (G-8) yang kini sedang bertemu di Jerman siap membantu Indonesia dalam menangani masalah pembalakan kayu liar dengan mengerahkan petugas kepolisian internasional (interpol). Menurut siaran pers Komisi IV DPR yang diterima ANTARA News di Jakarta, Kamis, Ketua Komisi IV DPR, Yusuf Faishal, yang mewakili Indonesia dalam pertemuan di Jerman itu mendengar langsung tekad negara-negara maju melibatkan interpol guna memburu pelaku pembalakan liar. Di seluruh dunia, katanya, saat ini sedang membicarakan isu perubahan iklim, dan salah satu persoalan yang disorot adalah kasus pembalakan kayu liar. Kebakaran hutan, tambah Yusuf, juga dibahas G-8 karena menjadi salah satu penyumbang utama pemanasan global yang merisaukan dan berdampak negatif bagi kelangsungan hidup seluruh umat manusia. Oleh sebab itu, katanya, Indonesia yang hutannya sering mengalami kebakaran perlu mencari dukungan internasional untuk mengatasi masalah itu. Pemerintah, menurut dia, perlu segera melakukan reformasi total dalam menunjang kebijakan mengenai hutan lestari nasional, yang sampai sekarang masih belum dilaksanakan secara maksimal. Isu pembalakan liar juga mengemuka melalui pernyataan wakil dari Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) dalam pertemuan G-8 yang membahas pembalakan kayu liar. Mereka antara lain mengakui sejumlah pengusaha warga Malaysia terlibat dalam pembalakan liar di Kalimantan dan Papua. Anggota Parlemen Eropa, Ana Maria Gomes, yang juga mantan Duta Besar (Dubes) Portugal di RI periode 1999-2003 menyatakan bahwa dalam dalam kunjungan kerja tahun 2003 di Kalimantan, dia mendapati pengusaha-pengusaha Malaysia melakukan pembalakan kayu liar di kawasan tersebut. Yusuf menambahkan, wakil Badan Investigasi Lingkungan AS yang ambil bagian di pertemuan Jerman itu juga mengungkapkan keterlibatan pengusaha-pengusaha Malaysia dalam pembalakan liar di hutan Papua dan hasil kayu curian itu diekspor kembali di China. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007