Sumenep (ANTARA News) - Tingginya curah hujan dalam dua pekan terakhir di Sumenep, Madura, Jatim, menyebabkan sebagian besar tanaman tembakau di daerah ini terutama yang berada di lahan bekas sawah, mati. Para petani tembakau di Sumenep, sebagaimana diungkapkan Joko Supriadi pada Jumat, banyak yang merugi. Puluhan ribu bibit tembakau yang ditebarnya, sekira 40 persennya mati karena hujan. "Tembakau saya lebih banyak (ditanam di) lahan sawah sehingga ketika hujan terus-menerus otomatis air sulit diserap dan mengakibatkan tembakau mati," ujar Joko yang pada musim tanam kali ini menebar hampir 150 ribu bibit tembakau. Tembakau yang sudah berumur 15 hingga 20 hari itu, kata dia, semula tumbuh normal tapi saat ini mati akibat hujan. "Semua petani saat ini pasti rugi, selain modal pekerja juga harus membeli bibit tembakau berkali-kali," tuturnya tanpa menyebut berapa kerugiannya. Menurut dia, bagi petani tembakau di dataran tinggi tidak terlalu berpengaruh dengan kondisi hujan karena untuk lahan pegunungan maupun tegalan air lebih cepat terserap bila dibanding dengan lahan sawah. "Jadi lahan yang miring, tegalan maupun pegunungan relatif sedikit risikonya," ucapnya. Hal serupa juga diakui Mustofah warga Desa Juruan Laok Kecamatan Batuputih Sumenep. "Tanaman tembakau saya saat ini banyak yang mati karena hujan," ujarnya. Namun demikian, ia mengaku tetap mengganti bibit tembakau yang mati tersebut (tambal sulam) dengan harapan bibit yang baru itu hidup. Ia mengaku khawatir musim tembakau tahun ini petani akan mengalami kerugian besar, karena cuaca buruk. Sementara, Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kalianget, Sumenep, Asmunawar memprediksi hujan tetap akan terjadi hingga akhir bulan Juni 2007. "Hujan diprediksi masih akan terjadi hingga akhir Juni dan hari ini hujan terjadi pada pagi dan malam hari," urainya.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007