New York (ANTARA News) - Indonesia kembali menyatakan kekecewaan terhadap kurangnya perhatian PBB dalam menyelesaikan masalah Palestina, dengan menyindir Dewan Keamanan yang terkesan terlalu berlebihan dalam menyikapi masalah-masalah tertentu, sementara isu Palestina kerap diabaikan. "Kadang-kadang, Dewan Keamanan bahkan terlihat lebih tergesa-gesa dalam menangani beberapa isu, sementara kami perhatikan, penyelesaian masalah Palestina kurang diberi perhatian," kata Deputi Wakil Tetap RI untuk PBB, Adiyatwidi Adiwoso Asmady, di New York, Kamis, dalam suatu pertemuan khusus PBB yang diselenggarakan untuk menandai 40 tahun pendudukan Israel terhadap wilayah Palestina. Adiyatwidi menegaskan kemajuan dalam upaya damai konflik Palestina-Israel selama ini sulit dicapai, karena Dewan Keamanan sendiri kurang menunjukkan minat yang kuat untuk memaksa Israel mematuhi resolusi-resolusi PBB. "Dengan sikap seperti itu, bisa dikatakan bahwa Dewan Keamanan membesarkan hati Israel," cetusnya. Indonesia menganggap pendudukan secara ilegal oleh Israel terhadap wilayah Palestina, termasuk Yerusalem Timur, telah membuat situasi di Timur Tengah menjadi kawasan di dunia yang sangat mudah berkobar. Peningkatan taktik pendudukan oleh Israel, kata Adiyatwidi, telah mencekik hajat hidup rakyat Palestina, antara lain dengan menahan pendapatan, serangan terus-menerus ke wilayah Palestina, pembunuhan dan penahanan terhadap anggota pemerintahan dan parlemen Palestina. "Pos-pos pemeriksaan dan dinding (yang dibangun Israel, red) yang mengelilingi wilayah Palestina telah membuat lumpuh perekonomian dan kegiatan sosial rakyat Palesina," katanya mengingatkan. Desak Israel Sejumlah negara lainnya yang ikut berbicara dalam peringatan 40 tahun pendudukan Palestina oleh Israel pada Kamis juga meminta Israel menghentikan aksi tersebut. Mereka melihat pendudukan oleh Israel merupakan akar penyebab konflik Palestina-Israel serta meminta dengan sangat kepada Dewan Keamanan agar melaksanakan tanggung jawabnya untuk membuat situasi kembali normal bagi rakyat Palestina yang menghadapi kemiskinan, tragedi kemanusiaan dan hancurnya tanah mereka menjadi kepingan. Sebelumnya, kekecewaan juga pernah dilontarkan Indonesia antara lain pada November 2006 lalu ketika Dewan Keamanan gagal mengesahkan resolusi yang mengecam Israel dan meminta dibentuknya tim pencari fakta atas serangan Israel di Gaza. Rancangan resolusi yang akan memaksa Israel menghentikan berbagai aksi kekerasan dan penggunaan kekuatan militer secara membabi buta terhadap rakyat Palestina gagal disahkan karena mendapat veto dari Amerika Serikat. Indonesia menegaskan bahwa kegagalan pengesahan itu merupakan bentuk persetujuan terhadap berlanjutnya tindakan agresi Israel serta bentuk ketidakpedulian terhadap dampak kemanusiaan yang ditimbulkan terhadap rakyat Palestina. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007