Jakarta (ANTARA News) - Dirut Bank Rakyat Indonesia Sofyan Basir mengatakan, suku bunga pinjaman belum bisa sebesar satu digit walaupun suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) diturunkan menjadi 8,5 persen dari sebelumnya 8,75 persen. "Bunga `lending` (pinjaman) belum bisa (satu digit)," kata Sofyan saat meresmikan Kantor Wilayah BRI Jakarta 2 di Jakarta, Jumat, saat ditanya apakah suku bunga pinjaman sudah bisa satu digit dengan adanya penurunan BI rate. Ia mengatakan, suku bunga pinjaman bisa satu digit jika BI rate berada di sekitar 6,0-6,5 persen. Namun, menurut Sofyan, suku bunga pinjaman sebesar 10-11 persen sebenarnya sudah cukup kondusif bagi dunia usaha. Tapi, katanya, suku bunga sebesar itu belum terjadi karena penurunan BI rate baru dilakukan pada Kamis (7/6). Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan BI rate sebesar 25 basis poin menjadi 8,5 persen setelah mempertimbangkan prospek pencapaian sasaran inflasi sebesar 6 plus minus 1 persen dan 5 plus minus 1 persen pada 2008. Menko Perekonomian Boediono menilai kebijakan BI menurunkan BI Rate merupakan kebijakan yang baik sesuai dengan kondisi makro ekonomi saat ini. "Itu sudah sesuai dengan inflasi yang menurun, kurs rupiah yang stabil, dan arus dana asing yang masih cukup kuat. Saya kira kebijakan suku bunga sudah baik," kata Boediono. Menurut Boediono penurunan BI Rate ini diharapkan menjadi sentimen positif untuk mendorong percepatan pertumbuhan sektor riil. Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengharapkan laju inflasi pada akhir tahun bisa sesuai target sebesar enam persen sehingga suku bunga BI Rate bisa turun kembali.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007