Denpasar (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan memukul kentongan menandai dimulainya pawai budaya terkait pelaksanakan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-29 tahun 2007, 16 Juni mendatang. "Begitu Kepala Negara memukul kulkul (kentongan) yang digantung di depan panggung kehormatan, langsung direspon para sekaa gong yang ada di samping panggung," kata Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof Dr I Wayan Rai S, di Denpasar, Jumat. Ia mengatakan atraksi budaya yang disuguhkan ke hadapan Kepala Negara, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu, para duta besar, masyarakat dan wisatawan itu mengangkat cerita pemutaran Gunung Mandala Giri. Pawai yang diawali dengan penampilan ISI Denpasar menggambarkan kegigihan dewa dan raksasa dalam memperebutkan tirta amerta (air suci kehidupan). Dalam proses pemutaran para dewa dan raksasa dibantu dua naga besar, dan saat itu terjadi gempa bumi yang dahsyat disertai amukan gelombang besar (tsunami). Semua proses itu dikemas dalam bentuk karya seni yang melibatkan ribuan seniman dari delapan kabupaten dan satu kota yang dikoordinir oleh ISI Denpasar, ujar Rai. Sementara Ketua panitia PKB, Ir Wayan Subagiarta, menambahkan semua duta utusan dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali dalam pawai tersebut merupakan satu kesatuan, yang mengandung makna, bahwa dalam diri manusia terdapat sifat-sifat kedewataan (baik) dan sifat keraksasan (buruk). "Sifat-sifat tersebut merupakan hasil dari pergerakan pikiran sebagai bagian dari budi, pikiran dan egisme," ujar Subagiarta. Pawai budaya, yang mengawali kegiatan PKB akan mengaktualisasikan sebagai wujud nyata dari makna yang terkandung dalam caritera, yang dituangkan dalam bentuk karya seni, disesuaikan dengan situasi, kondisi dan potensi masing-masing kabupaten/kota, kata Subagiarta. Pawai kali ini tidak dilombakan, guna memberikan kebebasan kepada masyarakat dan seniman berapresiasi secara penuh di hadapan kepala negara, sejumlah menteri dan undangan para duta besar. Pawai budaya dirancang sedemikian rupa, menitikberatkan kemeriahan dan mencerminkan sebuah garapan kolosal. PKB kali ini mengangkat tema "Sura Dhira Jayeng Rat" (Aktualisasi Kepahlawanan Menuju Kesejahteraan Masyarakat", juga melibatkan 12 kelompok kesenian dari mancanegara dan 14 tim kesenian dari berbagai kabupaten dan propinsi di Tanah Air, ujar Subagiarta. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007