Tangerang (ANTARA News) - Program obat murah dengan harga Rp1.000 per strip pendistribusiannya di Kabupaten Tangerang belum merata, sehingga belum menjamin dapat diperoleh masyarakat yang kurang mampu. Pendistribusian obat murah kurang merata dan tidak mencapai sasaran sehingga tidak tersedia di toko obat atau apotik di Tangerang, kata Ratnawati, petugas apotik di Kelurahan Kutabumi, Pasar Kemis, Tangerang, Provinsi Banten, Sabtu. "Obat serba Rp1.000 belum didistribusikan secara merata, jikapun tersedia, warga tidak banyak yang mengetahuinya," kata Ratnawati. Menurut Ratnawati, obat murah tersebut disinyalir banyak juga dimanfaatkan pihak tertentu untuk dipasarkan dengan mengganti kemasannya sehingga harganya menjadi tinggi. Beberapa produk obat yang disinyalir dimanfaatkan untuk mencari keuntungan pribadi itu, yakni obat untuk sakit kepala, flu, penurun panas untuk anak dan dewasa, tablet penambah darah, maag, batuk berdahak serta obat batuk flu dan asma. Kadin Kesehatan Kabupaten Tangerang Hani Haryanto mengatakan, pihaknya sampai saat ini belum mendapatkan instruksi penyaluran dan penerimaan obat tersebut dari pusat. Kemungkinan besar kurangnya sosialisasi program obat murah kepada masyarakat, sehingga masyarakat masih banyak menggunakan obat yang sudah dikenal sebelumnya, kendati harganya lebih tinggi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007