Yichang, Cina (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menekankan pentingnya Indonesia membangun infrastruktur berupa dam yang lebih besar untuk mengatasi masalah pokok bangsa di bidang irigasi dan ketersedian pangan, pemenuhan kebutuhan listrik serta pengendalian banjir. "Setiap bangsa harus memikirkan bagaimana menyelesaikan masalah pokoknya. Contohlah negeri Cina ini," katanya di Yichang, Cina, Minggu, sambil menunjuk kepada Bendung Tiga Jurang, sebuah bendungan dan pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia. Wartawan Antara Akhmad Kusaeni yang menyertai kunjungan kenegaraan Wakil Presiden ke Cina sejak 6 Juni lalu, melaporkan bahwa Kalla nampak antusias meninjau bendungan raksasa sepanjang 2,3 km di Sungai Yangtze, Propinsi Hubei. Kalla antara lain didampingi Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Menteri Pertanian Anton Apriyantono dan Kepala Bulog Mustafa Abubakar. "Ini proyek yang luar biasa dan berskala dunia," katanya di tengah gemuruh suara turbin pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia, yakni sebanyak 18.200 MW. "Kalau bendungan ini sudah 100 persen beroperasi, maka listrik yang dihasilkan sama dengan listrik yang diperlukan di seluruh Indonesia," katanya. Artinya, lanjut Kalla, pemerintah Cina telah berfikir besar untuk kemajuan ekonomi. Setiap bangsa, termasuk Indonesia, memang harus demikian. "Masalah pokok Cina di sini adalah bagaimana mengatasi banjir dan kebutuhan listrik. Maka dibangunlah bendungan ini," katanya. "Kita berfikir untuk membangun bendungan yang lebih besar. Supaya persoalan pokok bangsa kita cepat diselesaikan," katanya. Menteri PU Djoko Kirmanto mengamini pendapat Kalla. Meskipun sungai-sungai di Indonesia relatif tidak ada yang besar seperti sungai Yangtze sehingga peluang membangun waduk besar terbatas, bukan berarti kebutuhan membangun dam besar tidak diperlukan. "Kita sudah melakukan kajian dan rencana membangun empat dam yang cukup besar, seperti di Asahan, Jatigede, Banten, dan mungkin juga di sungai Memberamo, Papua," katanya. Pemerintah Cina, menurut Djoko, menjanjikan akan memberikan bantuan sepenuhnya bagi Indonesia untuk membangun waduk dan pembangkit listrik tenaga air. Selain untuk irigasi dan listrik, dam di Indonesia juga harus multifungsi seperti pengendali banjir, perikanan, dan pariwisata. Terbesar di Dunia Dalam peninjauan ke bendungan raksasa itu, Kalla mendapatkan penjelasan langsung dari Wakil Presiden Proyek Pembangunan Bendung Tiga Jurang, Cao Guangjing. Kalla tampak mengajukan berbagai pertanyaan yang membuktikan ketertarikan Wapres pada proyek yang dikerjakan selama 17 tahun itu. Menurut Cao Guangjing, Bendung Tiga Jurang panjangnya mencapai 2,3 km dan tinggi 183 meter. Bendung yang menjadi proyek mercusuar Cina itu terletak di Yichang, Propinsi Hubei. Tiga Jurang merupakan sebutan untuk tiga ngarai curam yang berada di sungai Yangtze, yakni Qutang, Wuxia, dan Xiling. Proyek Bendung Tiga Jurang mulai dibangun tahun 1994 dan diharapkan selesai tahun 2009. Konstruksi untuk bangunan waduk sendiri telah selesai pada Mei 2006. Total investasi mencapai 25 miliar dolar AS dan mempekerjakan tidak kurang dari 26 ribu pekerja, termasuk tenaga ahli dan spesialis dari 50 negara. Bila telah berfungsi secara penuh, waduk ini dapat menghasilkan 18.200 MW listrik dari 26 turbin (700 MW/turbin) yang akan disalurkan sebagian besar ke kawasan Timur dan Tengah Cina. Kapasitas listrik yang dihasilkan setara dengan PLTU dengan pemakaian batubara 50 juta ton/tahun atau pembangkit listrik dengan pasokan minyak bumi 25 juta/tahun. Menurut Kalla kapasitas listrik sebesar itu sama dengan seluruh pembangkit listrik di Indonesia sekarang ini. Bendung ini dibuat dengan tujuan mencegah banjir, melancarkan arus lalulintas kapal dan pembangkit tenaga listrik. Bendung ini bisa menampung 22 miliar meter kubik air atau 7 kali lipat waduk Jatiluhur, Jawa Barat. "Bendung ini bisa mencegah banjir terbesar siklus 100 tahunan," kata Cao Guangjing. Lalulintas pelayaran kapal menjadi lancar karena dengan bendung tersebut maka permukaan air naik. Dari hulu sampai ke Bendung Tiga Jurang aliran sungai Yangtze sepanjang 660 km, sedangkan sampai ke laut sepanjang 3000 km. Sungai Yangtze merupakan sungai terbesar ketiga dunia setelah Sungai Nil di Mesir dan Amazon di Amerika Latin. Pembangkit listrik tenaga air dari bendung ini sebesar 18.200 MW dan akan ditingkatkan menjadi 23.000 MW dengan menambah 12 turbin lagi. Biaya yang diperlukan sesuai cetak biru mencapai 25 miliar dolar AS dan dalam jangka waktu 19 tahun. "Tapi kami bisa melakukan efisiensi menjadi hanya 20 miliar dolar dengan waktu 18 tahun. Artinya proyek ini bisa dipercepat satu tahun," katanya. Kalla lalu memuji efisiensi tersebut dan bertanya kira-kira kapan proyek tersebut balik modal. Pimpinan proyek mengatakan proyek akan balik modal dalam waktu 10 tahun.(*)

Pewarta: muhaj
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007