Bangkok (ANTARA News) - Perusahaan listrik Thailand, Electricity Generating Authority of Thailand (EGAT), Selasa, mengungkapkan rencana investasi senilai 6 miliar dolar AS bagi pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama, yang dijadwalkan mulai beroperasi pada 2020. Perusahaan listrik terbesar Thailand itu mengatakan, PLTN itu akan berkapasitas 4.000 Mega Watt (MW). Gubernur EGAT, Kraisi Kanasuta mengatakan bahwa perusahaan tengah menjajaki penerbitan obligasi untuk pendanaannya serta mencari sumber pinjaman luar negeri untuk mendanai investasi tersebut. "Meskipun biaya investasi totalnya tinggi, pembangkit nuklir itu lebih murah ketimbang pembangkit listrik tenaga batubara dalam biaya produksi per unitnya," katanya. Dalam Rencana 15 Tahun Pembangunan Pembangkit hingga 2021, pemerintah Thailand telah memasukkan nuklir sebagai salah satu sumber energi baru. Negara itu kini tergantung pada gas alam yang mencapai 70 persen bagi sumber pembangkit listriknya, dengan sisanya berasal dari pembangkit listrik batubara, hidro dan minyak. Kementerian energi Thailand mengatakan, keberadaan pembangkit nuklir akan membantu negara ini mengurangi emisi gas rumah kaca yang memicu terjadinya perubahan iklim. Thailand kini memproduksi 240 juta ton gas rumah kaca tiap tahun. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007