Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Menneg BUMN), Sofyan Djalil, mengakui bahwa tidak seoptimistis seperti semula ketika berencana melakukan pergantian direksi bagi 70 BUMN dalam waktu sebulan karena membutuhkan waktu lebih lama, dan akan menawarkan opsi lain untuk sementara kepada manajemen. "Ternyata, pergantian direksi ini tidak secepat yang saya bayangkan, sebab banyak tahapan yang harus dilalui," kata Sofyan Djalil kepada wartawan di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, untuk melakukan pergantian direksi bagi 70 BUMN tidak dapat selesai secepat waktu yang ditargetkan karena banyak tahapan yang harus dilalui sehingga memerlukan waktu lebih lama. Namun, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu mengatakan, pergantian tersebut harus melalui prosedur dan standar yang telah ditetapkan termasuk tahap uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test). "Karena itu, saya tidak seoptimis semula karena ternyata perlu waktu lebih lama sebab harus melalui tahapan-tahapan. Jadi kami akan menawarkan opsi lain untuk sementara kepada manajemen," katanya. Sebelumnya, ia menargetkan untuk menyelesaikan pergantian direksi untuk 68 hingga 70 BUMN dalam waktu sebulan. Sejak menjadi Menneg BUMN pada 9 Mei 2007, ia mengakui, masih sedikit BUMN yang telah dirombak dan diisi jabatan direksi atau komisarisnya karena berbagai sebab. "Masih sedikit, seperti PGN, Pupuk Kaltim, Garuda, dan PLN sudah kami ganti jajaran komisarisnya," katanya. Pergantian sejumlah direksi itu akan dilakukan secepatnya mengingat banyak jajaran direksi BUMN telah habis masa tugasnya bahkan ada yang telah meninggal dunia, mengundurkan diri, dan sebagainya. Pengisian jabatan direksi dan komisaris sejumlah BUMN yang habis masa jabatannya memang menjadi salah satu agenda percepatan penuntasan masalah yang tertunda di Kementerian Negara BUMN. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2007