Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwidayjono mewakili Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, meresmikan Pameran Integrated Textile and Furnishing Industries Trade Show (Intex) 2017, di Balai Sidang Jakarta.

"Saya memberikan apresiasi kepada PT Cendekia Mulia Komunikasi dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia atas penyelenggaraan Intex 2017 yang menampilkan kemampuan industri tekstil dan produk tekstil nasional dari hulu hingga ke hilir," kata Sigit membacakan pidato Airlangga, di Jakarta, Rabu.

Sigit menyampaikan, kegiatan pameran serupa perlu lebih ditingkatkan dengan mendorong partisipasi perusahaan tekstil nasional skala besar untuk turut aktif dalam event seperti ini.

Dalam kesempatan tersebut, Sigit menambahkan, kondisi Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) pada semester I/2017 laju pertumbuhannya meningkat 1,92 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2016 (YoY) negatif -0,13 persen, dengan penyerapan tenaga kerja 3,49 juta orang. 

Pada semester II/2017 industri TPT mengalami peningkatan permintaan rata-rata 30 persen khususnya pasar dalam negeri, sehingga dapat mendorong peningkatan utilisasi produksi dalam negeri 5 persen - 10 persen.

"Kenaikan positif ini dinilai oleh kalangan industri TPT sehubungan dengan pasca bekerjanya Satuan Tugas Penertiban Impor Barang Beresiko Tinggi (Satgas PIBT)," ungkap Sigit.

Laju pertumbuhan industri TPT pada tahun 2017 diharapkan sebesar 2,59 persen dengan nilai ekspor sebesar 12,09 miliar dollar AS dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2,73 juta orang. 

Sedangkan pada 2019 target laju pertumbuhan industri TPT sebesar 3,56 persen dengan nilai ekspor industri TPT sebesar 15 miliar dollar AS dan penyerapan tenaga kerja sebesar 3,11 juta orang.

Dalam upaya meningkatkan target pertumbuhan dan kinerja industri TPT di tengah tekanan daya saing dan persaingan global, lanjut Airlangga, saat ini Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) dan Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI).

Kerja sama tersebut terkait  penyusunan Peta Panduan (Road Map) tentang Program Pengembangan Industri TPT Nasional yang terintegrasi dari hulu sampai hilir untuk jangka waktu sampai dengan tahun 2035.

Selanjutnya guna meningkatkan rantai pasok khususnya pasokan bahan baku kapas, Kementerian Perindustrian bersama dengan beberapa pengusaha tekstil nasional  akan melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat dalam rangka membahas kerjasama antara USA – Indonesia terkait impor kapas. 

"Diharapkan dari hasil pertemuan tersebut untuk kedepan impor kapas dari Amerika Serikat dapat ditempatkan di gudang Pusat Logistik Berikat (PLB) Indonesia, sehingga pasokan bahan baku kapas bagi industri pemintalan dalam negeri dapat memperoleh kemudahan," kata Sigit.

Pewarta: Sella Gareta
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2017