Nganjuk (ANTARA News) - DPD Partai Golkar Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, belum memunculkan figur yang akan menggantikan Ita Triwibawati, istri Bupati Taufiqurrahman yang diduga ikut terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta.

Ketua Harian DPD Partai Golkar Kabupaten Nganjuk Firman Ady mengemukakan saat ini partai masih belum memunculkan figur baru. Partai Golkar rencananya mengusung Ita Triwibawati di Pilkada 2018.

"Kalau rekomendasi resmi belum turun, tapi baru diumumkan. Yang jelas, sementara fokus pemenangan pilkada sesuai rekomendasi itu, perkara ada figur lain atau tidak ada semua menunggu," katanya di Nganjuk, Kamis.

Ia juga mengatakan, hingga kini partai belum melakukan langkah lebih lanjut terkait dengan adanya OTT KPK yang diduga juga menjerat Ita yang merupakan istri dari Bupati Nganjuk Taufiqurrahman tersebut. DPD Golkar Kabupaten Nganjuk juga belum dapat tembusan langsung dari pusat.

"Kami belum dapat informasi resmi apakah OTT itu benar atau tidak, tahunya kan baru dari media, jadi kami tunggu dulu, menunggu dari pusat. Kami juga menghormati azas praduga tidak bersalah," katanya.

DPD Partai Golkar Kabupaten Nganjuk mempunyai enam kursi. Untuk maju di Pilkada 2018, membutuhkan minimal sembilan kursi. Partai Golkar juga berkomunikasi dengan sejumlah partai lain untuk koalisi, salah satunya adalah Partai NasDem Nganjuk.

"Dari yang bersangkutan sudah melakukan lobi politik misalnya dengan NasDem. Untuk memberangkatkan minimal sembilan kursi, jadi dengan NasDem sudah 10 kursi," katanya.

Ita Triwibawati disebut-sebut hendak maju di Pilkada Kabupaten Nganjuk 2018. Suaminya, Taufiqurrahman adalah Bupati Nganjuk dua periode yang menjabat pada 2008-2013 dan 2013-2018. Ita juga seorang pejabat di Pemerintah Kabupaten Jombang.

Selain di Partai Golkar, ia juga sempat mendaftar di sejumlah partai politik lainnya, misalnya Partai NasDem. Namun, hingga kini rekomendasi resmi juga belum turun.

Ita diduga ikut terjaring operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Rabu (25/10). Bersamanya, ada juga Bupati Taufiqurrahman, ajudan, serta seorang kepala sekolah di Kabupaten Nganjuk. Mereka diperiksa penyidik di Jakarta.

Sejumlah pejabat di Kabupaten Nganjuk juga tidak luput dari pemeriksaaan KPK. Tim penyidik yang berjumlah 12 orang langsung membawa sejumlah pejabat, misalnya Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Nganjuk, sejumlah pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk, serta yang dikabarkan sopir dan ajudan. Mereka diperiksa di Mapolres Nganjuk.

Pemeriksaan itu berlangsung sejak Rabu siang. Tim penyidik terlihat keluar dari Mapolres Nganjuk pada Kamis pagi. Namun, belum diketahui apakah pegawai yang diperiksa di Mapolres Nganjuk dibawa ke Jakarta atau Polda Jatim.

Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko/ Asmaul Chusna
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2017