Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Rabu pagi, turun tajam mendekati level Rp9.100 per dolar AS menjadi Rp9.085/9.095 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.031/9.035 per dolar AS atau melemah 54 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta , mengatakan rupiah terpuruk mendekati level Rp9.100 per dolar AS akibat aksi lepas rupiah oleh pelaku pasar karena khawatir ekonomi global akan melemah. Pelaku pasar cenderung memegang dolar AS ketimbang rupiah akibat melonjaknya obligasi AS yang dikhawatirkan dalam jangka panjang akan menekan pertumbuhan ekonominya, katanya. Rupiah, menurut dia, sebenarnya berpeluang untuk menguat lagi karena aktivitas pelaku asing di pasar saham maupun pasar uang masih tinggi, namun pelaku cenderung tidak mengindahkan sentimen pasar tersebut. Kenaikan dolar AS itu juga karena ada ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS yang membaik dan kenaikan suku bunga di Australia, China dan Inggris menyusul kenaikan sebelumnya di Eropa dan Selandia Baru, katanya. Tekanan terhadap rupiah, lanjutnya, muncul dari pasar eksternal seperti melemahnya pasar saham regional mengikuti merosotnya bursa Wall Street, meski dolar AS melemah terhadap yen. Dolar AS terhadap yen turun menjadi 121,60 dari sebelumnya 121,70, dan euro terhadap yen menjadi 161,50, sedangkan dolar AS terhadap euro menjadi 1.3302. Yen menguat karena melemahnya pasar saham China maupun Jepang, ucapnya. Menurut Kostaman Thayib, rupiah masih akan mendapat tekanan pasar pada perdagangan sore nanti, kecuali bila Bank Indonesia masuk pasar melakukan intervensi untuk menahan tekanan pasar yang negatif. Aktifitas pasar Rabu pagi ini didominasi aksi lepas rupiah yang cukup besar, karena kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global khususnya Amerika Serikat yang merupakan pasar ekspor utama negara-negara Asia, katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007