Phnompenh (ANTARA News) - Kamboja pada Sabtu mengusir 61 warga China, buronan China karena dicurigai melakukan pemerasan terhadap sejumlah orang di negara tersebut melalui jaringan internet dan sambungan telepon, kata polisi Kamboja.

Ratusan tersangka penipu ditangkap di Kamboja, yang menjadi pusat utama persembunyian penipu, yang merugikan korbannya senilai miliaran dolar, lapor Reuters.

Foto, yang dikirimkan ke Reuters pada Sabtu, menunjukkan gambar tersangka memakai kaos berwarna merah dengan pergelangan tangan diikat menjelang pengusiran.

Uk Heisela, ketua penyelidik imigrasi Kamboja, mengatakan bahwa kepolisian China telah tiba untuk menjemput para tersangka tersebut.

"Departemen Imigrasi mengusir 61 tersangka, termasuk 13 wanita, yang terlibat dalam pemerasan melalui jaringan internet," kata Uk Heisela.

Uk Heisela mengatakan bahwa mereka telah menahan para tersangka dalam penggerebekan pada 17 dan 21 Oktober di ibu kota Phnom Penh, dan di Kandal serta Preah, Provinsi Sihanouk.

Tidak ada tersangka warga Taiwan di antara 61 orang tersebut.

Sebelumnya, Taiwan merasa tidak senang karena tersangka pemerasan, yang adalah warga Taiwan, diusir ke China beberapa waktu lalu dan menuduh Phnompenh bertindak demikian atas perintah Beijing.

(Uu.Aulia/KR-AMQ/B002)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2017