Sumedang (ANTARA News) - Ratusan santri Pondok Pesatren Darul Inayah, Bandung, berunjukrasa di halaman kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Rabu pagi, menuntut agar buku "IPDN Undercover" karya dosen IPDN Inu Kencana ditarik dari peredaran. Menurut para pengunjukrasa, isi buku itu menyesatkan dan mereka meminta agar Inu menunjukan siapa pelaku penginjak Al Quran seperti yang ditUlisnya di halaman 218. Dalam aksi itu, para pengunjukrasa selain melakukan orasi, merentangkan poster yang isinya mengutuk pelaku penginjak Al Quran, juga pengunjuk rasa membakar patung Inu Kencana. Asep Ismail salah seorang pimpinan pondok pesantren itu mengatakan pihaknya mengutuk keras pelaku penginjak Al Quran seperti yang ditulis Inu Kencana dalam buku IPDN Undercover. "Tunjukan kepada saya siapa pelaku penginjak Al Quran itu, kalau Inu tidak bisa menunjukan siapa pelakunya, berarti Inu telah berbohong dan harus minta maaaf kepada umat Muslim," tandasnya. Hal senada juga dikatakan Hamzah Nur yang juga pengasuh Pondok Pesantresn Darul Inayah. Dia mengatakan Inu harus segera menunjuk hidung pelaku penginjak Al Quran yang dilakukan dengan telanjang bulat. Inu harus mengklarifikasi dari tulisannya itu dan segera meminta maaf bila merasa khilaf. "Kami juga mendesak kepada Rektor IPDN untuk melakukan musyawarah terkait dengan tulisan buku itu, serta meminta agar buku IPDN Undercover ditarik dari peredaran," katanya. Hingga pukul 10.50 WIB para pengunjukrasa masih melakukan orasi, sementara sejumlah perwakilan pengunjukrasa melakukan dialog dengan petinggi IPDN.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007