Temanggung (ANTARA News) - Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Dody Sumantyawan mengatakan aparat kepolisian terus berupaya mempersempit ruang gerak anggota teroris pimpinan Abu Dujana alias Yusron yang ditangkap di Banyumas akhir pekan lalu. "Polda Jateng terus melaksanakan operasi antisipasi dengan Sandi Operasi Pagar Teduh untuk mempersempit ruang gerak dan keterpengaruhan agar warga lain tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan mereka," katanya usai mengikuti pembukaan Soropadan Agro Expo (SAE) III 2007 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Temanggung, Rabu, Pihaknya juga melakukan penyuluhan kepada masyarakat supaya secepatnya melapor kepada polisi bila menjumpai orang-orang yang dicurigai di sekitar tempat tinggalnya. Ia menjelaskan, biasanya anggota jaringan teroris mencari kontrakan dan tempat kos yang menurut penilaian mereka relatif aman, dengan masyarakat yang cenderung mudah menerima kehadiran orang baru. Mereka mencari tempat tinggal yang masyarakatnya cenderung memiliki kesibukan sendiri sehingga kurang memperhatikan mereka. "Oleh karena itu, kami melakukan antisipasi dengan memberikan penyuluhan, kalau ada yang dicurigai, ada warga baru, ada orang asing yang ke situ, cepat lapor kepada aparat terkait, selanjutnya polisi akan mengembangkan informasi yang diberikan," katanya. Jika petugas kepolisian bergerak melakukan pencarian terhadap anggota teroris dan mempersempit ruang gerak mereka, katanya, mereka juga secara dinamis bergerak mencari tempat-tempat yang dipandang belum tersentuh atau jauh dari jangkauan petugas. Ia mengatakan petugas meningkatkan operasi mempersempit ruang gerak jaringan terorisme di Jateng. "Oleh karena itu kita harus lebih ulet didukung warga masyarakat," katanya. Ia mengakui, wilayah Jateng bisa dikatakan sebagai tempat potensial bagi anggota teroris untuk bersembunyi, melakukan perekrutan, dan menyiapkan langkah-langkah mereka. Dari aspek geografis, katanya, wilayah Jateng mudah bagi mereka antara lain untuk bergerak menuju ke barat atau ke timur, transportasi relatif lancar, dan mudah mendapatkan makanan dengan harga relatif murah. Operasi penangkapan terhadap anggota teroris di Jateng, katanya, prinsipnya mengedepankan Tim Detasemen Khusus Anti Teror 88 Markas Besar Polri yang berkoordinasi dengan satuan setempat, yakni polda baik sebelum, saat maupun pascaoperasi. "Tentu kita mendukung apa yang sudah dikerjakan, tentu masih ada sisa-sisa yang ada dalam catatan kami, masih terus diamati, untuk tindakan represifnya kita serahkan lebih banyak dikedepankan Densus," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007