Jakarta (ANTARA News) - Veronica (Nikita Willy), seorang diva papan atas tiba-tiba jatuh pingsan di tengah pertunjukannya. Sesudah mendapat pertolongan, dia memutuskan untuk menenangkan diri.

Veronica meminta manajernya, Michael (Rendy Krisna) mencarikannya sebuah rumah yang jauh dari hingar bingar kota, di kawasan Sumatera Barat.

Dia benar-benar ingin sendirian, tenang dan melakukan hal-hal yang selama ini tak sempat dia kerjakan karena pekerjaan yang banyak menyita waktu. 

Namun, bukannya ketenangan, Veronica justru berkali-kali mengalami peristiwa yang membuatnya bergidik ngeri. Gangguan-gangguan gaib mulai menghantui Veronica, dalam bentuk gasing tengkorak.

Gasing Tengkorak mengadopsi permainan tradisional di ranah Minang. Manakala gasing berputar, seketika mantra-mantra berbahasa Minang terdengar seiring hadirnya sesosok gadis berbaju putih yang wajahnya tertutup rambut. 

Gasing dan hantu gadis itu tak muncul begitu saja. Kalau saja orang-orang di sekitar Vero tahu dari awal, kalau saja ada yang paham kondisi sebenarnya sang diva.

Sutradara Jose Poernomo begitu ingin menggambarkan sisi kehidupan bintang papan atas, yang kesepian, yang letih dan ingin sesekali menenangkan diri.

Kala rasa letih muncul, kalangan super high cenderung akan memilih tempat yang bahkan kucing pun tak bisa masuk. Lokasi di mana privasi menjadi hal yang sakral.

Penonton mungkin sudah bisa menebak, betapa sulitnya orang yang tinggal seorang diri di lokasi seperti itu meminta bantuan secepat mungkin.

Mau teriak? siapa yang bisa dengar? Salah sendiri tinggal sendirian, salah sendiri memilih lokasi seperti itu, mungkin begitu yang bisa terpikirkan.

Kengerian memang dihadirkan sejak awal-awal film berdurasi kurang dari dua jam itu dimulai. Penampakan makhluk-makhluk gaib beserta sound effect yang membuat suasana mencekam layaknya film horor pada umumnya relatif bisa membuat adrenalin naik sesekali. Terutama bagi mereka yang dasarnya sudah penakut namun penasaran.

Film produksi MD Pictures dan Dee Company ini akan tayang hari ini di bioskop-bioskop tanah air.
 



Oleh Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
COPYRIGHT © ANTARA 2017