Jakarta (ANTARA News) - Sutradara Hanung Bramantyo mengakui kesulitan ketika terlibat dalam pembuatan film yang menyoal tokoh legendaris Indonesia.

"Sulitnya membuat film tentang seorang tokoh legendaris adalah bagaimana mewujudkan ekspektasi penonton yang sudah punya fanbase," kata Hanung di Jakarta, Sabtu.

Ia sudah beberapa kali menyutradarai film yang mengangkat tokoh Indonesia, mulai dari Presiden Indonesia Pertama, Soekarno, pahlawan nasional R.A. Kartini dan Presiden Indonesia Ketiga, B.J. Habibie. Kali ini, giliran seniman Betawi, Benyamin Sueb.

Mendiang Benyamin Sueb misalnya, sudah memiliki penggemar yang solid dan militan. Terlebih secara pribadi, dia menilai mendiang Benyamin Sueb tak ada duanya.

"Bang Ben fans-nya militan. Artinya mereka yang pertama kali akan menonton "mengadili". Bang Ben tidak ada duanya, hanya ada satu Benyamin Sueb," tutur dia.

Terlepas dari kesulitan itu, Hanung memang berupaya menghadirkan Benyamin melalui peran yang dibawakan aktor Reza Rahadian dalam film Benyamin Biang Kerok. Dia ingin penonton merasa Reza adalah Benyamin di dalam film itu.

"Yang mau saya sajikan adalah penonton melihat Reza itu adalah Benyamin. Bang Ben "hidup" lagi. Bang Ben sebetulnya tidak melulu tampang. Ada gesture yang mengunci semua orang," kata Hanung.

"Akting Benyamin mulai dari Benyamin Biang Kerok, Si Doel Anak Sekolahan, Tarzan Kota, secara gesture sama, ketawa sama, nyengirnya begitu," imbuh dia.

Mampukah kali ini dia menuntaskan harapannya melalui film "Benyamin Biang Kerok"?

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2017