Pontianak (ANTARA News) - Ketua Umum PPP Romahurmuziy menegaskan bahwa partainya bukan partai pemenang hasil survei sehingga dirinya menekankan kepada struktur dan mesin politik dari pusat hingga daerah bekerja keras mencapai target masuk tiga besar dalam Pemilu 2019.

"PPP ingin menjadi partai pemenang pemilu bukan pemenang survei, meskipun beberapa pengamat pesimis perolehan suara partai berbasis Islam namun kita optimis masuk tiga besar di Pemilu 2019," kata Romahurmuziy dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) dan Latihan Kepemimpinan Kader Madya (LKKM) Parta Persatuan Pembangunan (PPP) se-Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak, Sabtu.

Namun dia mengatakan ada survei yang kredibel mengatakan bahwa PPP dalam skema politik yang terarah dan menyebutkan posisi PPP diurutan keenam.

Hal itu, menurut dia, sinyal positif karena masih ada waktu 19 bulan jelang Pemilu 2019, untuk mempersiapkan diri mencapai target masuk tiga besar.

"Dalam waktu 19 bulan naik ke peringkat tiga bukan mustahil karena kita sudah membuktikannya di tahun 1999 dan 2004 sehingga mari buktikan kembali di 2019, dan pada akhirnya di 2024 targetnya menjadi partai pemenang pemilu," ujarnya.

Romi mengingatkan bahwa kinerja partai diukur dengan prestasi dan PPP merumuskannya dengan meraih sukses Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), sukses Pemilu Legislatif (Pileg), dan sukses Pemilu Presiden (Pilpres).

Dia menjelaskan sukses Pilkada akan mengantarkan PPP sukses Pileg dan Pilpres karena logikanya ketika banyak kepala daerah yang diusung serta didukung PPP maka seharusnya otomatis perolehan kursi partai tersebut di legislatif bertambah.

"Keputusan partai di Pilkada berdasarkan realitas karena kalau PPP tidak mampu mengusung sendiri maka harus berkoalisi. Lalu PPP tidak harus mengusung kadernya di semua daerah yang mengadakan Pilkada karena melihat realitas politik," ujarnya.

Sementara itu untuk Pileg, menurut Romi, Rakorwil harus menetapkan target tiga besar perolehan kursi di tiap Daerah Pemilihan (Dapil), berapa kebutuhan di masing-masing daerah karena tidak ada jumlah yang sama di tiap wilayah.

Romi meminta kepada seluruh kader tidak saling bertengkar ketika proses pembukaan caleg karena dibutuhkan caleg yang memiliki kemampuan di tengah kondisi masyarakat yang semakin materialistik.

"DPC melakukan scaning untuk melihat siapa yang terbaik untuk dicalonkan, dari dalam maupun luar PPP. Di pencalegan, 40 persen dari luar untuk kuatkan dan berikan visi baru dan bersama untuk mewujudkan tiga besar," katanya.

Untuk Pilpres 2019, menurut Romi, PPP sudah "bulat" mendukung Joko Widodo dan berharap partainya bisa mengajukan calon wakil presiden mendampingi Jokowi.

(T.I028/R010)

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017