Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog mengungkapkan pelanggaran yang dilakukan Thailand terhadap kontrak impor dengan BUMN tersebut dengan mengirimkan beras kualitas buruk yang mengakibatkan kerugian sekitar Rp1,4 miliar. Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar di Jakarta, Kamis mengatakan, dari rencana impor beras 200 ribu ton dari Thailand ternyata sebanyak 14 ribu ton yang sudah dikirimkan kualitasnya buruk yakni dengan kadar pecah 20 persen, sementara syarat yang ditetapkan kadar pecah untuk beras impor hanya 15 persen. "Kita akan mengajukan tuntutan ganti rugi atas pelanggaran yang mereka lakukan dengan membayar biaya yang kita keluarkan untuk memperbaiki kembali kualitas beras tersebut," katanya. Menurut dia, dari 12 kapal berisi beras dari Thailand untuk Indonesia tersebut sebanyak dua kapal di antaranya dengan volume 8.000 ton yang akan dikirim ke Jakarta dan 6.000 ton ke Cilacap ternyata kualitasnya buruk yakni kadar pecah 20 persen. Untuk itu, tambahnya, pihaknya akan mengirim beras tersebut ke pabrik untuk diproses kembali sehingga kualitasnya lebih baik dengan kadar pecah 15 persen. Biaya pemrosesan beras tersebut serta tingkat penyusutan setelah mengalami pemrosesan akan dibebankan kepada pihak Thailand selaku eksportir. Menyinggung kebijakan yang akan ditempuh pemerintah Indonesia jika Thailand tidak bersedia bertanggungjawab terhadap pelanggaran tersebut dengan membayar biaya pemrosesan, dia mengatakan, pihaknya akan membicarakan hal itu dengan Wakil Menteri Perdagangan/Dirjen Perdagangan Luar Negeri Thailand yang akan berkunjung ke Indonesia 2-3 Juli 2007. "Sampai dengan Juni ini kalau tak ada perbaikan kualitas beras maka kita akan komplain saat datang ke Indonesia ," katanya. Dirut Perum Bulog juga menyatakan keheranannya terhadap lolosnya beras kualitas buruk tersebut ke Indonesia padahal sudah ada pengawas baik di Thailand ketika akan dikirim maupun di Indonesia yang dilakukan oleh Sucofindo. Dia mengakui, kasus kualitas beras buruk dari Thailand tersebut hanya lima persen dari total rencana impor namun pihaknya tidak ingin hal itu terulang lagi. Karena itu akan dilakukan pengusutan lebih jauh terhadap bobolnya pengawasan atas beras impor kualitas buruk tersebut. Dia mengatakan, dari rencana kontrak impor beras dengan Thailand sebanyak 200 ribu ton hingga saat ini yang telah masuk ke Indonesia mencapai 77.350 ton.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007