Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 2.000 ton beras dari ribuan masyarakat Indonesia yang diitipkan melalui Aksi Cepat Tanggap (ACT) tiba di titik terdekat untuk dibagikan ke pengungsi Rohingya di distrik Cox's Bazar, Bangladesh.


Siaran pers ACT menyebutkan, beras yang berasal dari gabah terbaik Lumbung Pangan Masyarakat Desa Jipang, Cepu, Kabupaten Blora, tersebut diangkut menggunakan kontainer sampai ke dermaga Terminal Petikemas Surabaya. Dari Terminal Petikemas Surabaya, 80.000 karung beras diangkut dalam 80 kontainer berbeda. 


ACT Menggandeng PT Samudera Indonesia untuk melayarkan paket kemanusiaan seberat 2.000 metrik ton itu sampai ke kota pelabuhan paling dekat, Chittagong di Bangladesh.  

Bantuan tersebut pada Sabtu 11 November 2017 sampai ke Distrik Cox's Bazar, distrik berjarak 144 kilometer dari Kota Chittagong. ACT menyebut Distrik Cox's Bazar saat ini menampung kurang lebih 830.312 jiwa pengungsi Rohingya.  

Perjalanan


Beras untuk Rohingya tersebut merupakan hasil dari masa panen ketiga di Desa Jipang. Gabah kering dari panen di Jipang, digiling menjadi butiran-butiran beras berkualitas.

"Ada sekitar 20 petani yang terlibat dalam penyediaan beras untuk Kapal Kemanusiaan Rohingya ini," jelas Aryanto, salah satu pengelola  Lumbung Pangan Masyarakat Desa Jipang.  


Istiah (55) rela mesin panen miliknya untuk dipinjam oleh petani-petani yang lain untuk mempercepat proses pengolahan hasil panen. 

"Saya dengar ada yang mau panen padi dan berasnya nanti akan dikirim untuk Rohingya. Kasihan ya, mereka di sana hidupnya mengungsi ke sana kemari. Bahkan ada yang tidak memakai pakaian yang layak," kata Istiah, nenek yang tinggal di Desa Jipang.  


Sejak Sabtu (16/9) dimulai proses memuat beras dari gudang di Desa Jipangke ke dalam 80 kontainer dilakukan selama empat hari, masing-masing 500 ton setiap hari. Lantas pada Selasa (19/9), iring-iringan 20 kontainer terakhir yang dimuat dari Cepu konvoi menuju ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.  

Konvoi 20 kontainer dilepas secara simbolis oleh Ahyudin selaku Presiden ACT dari Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.  

Selanjutnya di Terminal Petikemas Surabaya, pelepasan Kapal Kemanusiaan untuk Rohingya ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Menteri Sosial Khofifah IndarParawansa. 


"ACT menjadi lembaga kemanusiaan sekaligus kanal bagi banyak masyarakat Indonesia yang saat ini ingin menyalurkan kepeduliannya untuk saudara-saudara Rohingya," papar Khofifah.


Sebanyak 2.000 ton beras itu menjadi bantuan kemanusiaan terbesar yang pernah dikirimkan Bangsa Indonesia untuk Rohingya.  


Tiga pekan berlayar, Sabtu (14/10), Kapal Kemanusiaan tersebut sampai ke Pelabuhan Chittagong. 


Dari pelabuhan perlu lebih dari 12 jam perjalanan menuju ke tujuan akhir di Distrik Cox's Bazar, sebuah distrik setara kabupaten.

Minggu pagi (12/11), konvoi tahap pertama bantuan tiba di gudang milik pemerintah Distrik Cox's Bazar.

Sebagai catatan, dalam salah satu lembaran surat perizinan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Divisi Chittagong, tertulis nama Indonesia sebagai pengirim bantuan pangan terbesar untuk Rohingya. 

Total seluruh bantuan pangan untuk Rohingya dari 15 negara mencapai berat 3.880,308 metrik ton. Dari jumlah sebanyak itu, 2.000 metrik ton adalah beras amanah dari Bangsa Indonesia yang dititipkan lewat ACT. 

Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Gilang Galiartha
COPYRIGHT © ANTARA 2017