Surabaya (ANTARA News) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya membantah melakukan konspirasi dengan Lapindo Brantas Inc sebagaimana dituduhkan kalangan LSM terkait skorsing yang dikenakan pada tiga mahasiswa ITS. "Sekali lagi, ITS tidak mengerjakan Amdal atau apa pun yang menyebabkan semburan lumpur panas itu, apalagi berkonspirasi dengan Lapindo," ujar Pembantu Rektor IV ITS Bidang Komunikasi dan Kerjasama, Ir Eko Budi Djatmiko MSc, PhD, Jumat. Didampingi Ketua Pusat Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH) LPPM ITS, ia meluruskan ITS memang banyak melakukan kegiatan terkait musibah lumpur itu, namun hal itu dilakukan sesuai dengan bidangnya. "Itu pun dilakukan atas inisiatif ITS, bukan Lapindo atau pihak lain, sebab ITS sebagai universitas yang ada di Jatim memiliki tanggungjawab sosial untuk bertindak sejak awal," tegasnya. Terkait masalah Amdal, ia menjelaskan Amdal yang dilakukan ITS di lokasi itu masih dalam tahap eksplorasi, sehingga yang sesungguhnya diperlukan masih UKL-UPL sesuai KepMen ESDM Nomor 1457 Tahun 2000. "UKL-UPL itu pun bukan ITS yang melakukannya. Jadi, terlalu mengada-ada kalau ITS dituduh melakukan konspirasi dengan Lapindo. Sekali lagi, saya tegaskan ITS tidak melakukan apa-apa di sana hingga terjadinya musibah lumpur itu," ucapnya. Ia menyatakan semua pihak tahu bahwa ITS bergerak dan membentuk tim pada 5 Juni 2006 atas inisiatif sendiri tanpa melakukan pertemuan-pertemuan dengan Lapindo. "Semua tim ITS bekerja atas SK Rektor ITS saat itu, termasuk kegiatan mahasiwa di bawah kordinasi BEM yang melakukan bakti sosial di pengungsian di Pasar Baru Porong," ungkapnya. Oleh karena itu, katanya, ITS membantah atas tuduhan yang dialamatkan kepada perguruan tinggi itu bahwa skorsing yang dilakukan terhadap tiga mahasiswanya merupakan tindakan kekerasan. "Kami melakukan prosedur yang benar sebelum melakukan skorsing. Orang-orang yang memberi komentar memang sering tidak melihat proses apa yang telah dilakukan di institusi ini sebelum skorsing dilakukan," paparnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007