Semarang (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya menyiapkan tenaga kerja yang berkompeten dan berdaya saing dalam menghadapi persaingan bebas serta bonus demografi di Indonesia yang diperkirakan terjadi pada beberapa tahun kedepan.

"Selama ini masih ada keluhan, tenaga kerja yang tersedia itu `skill` dan kompetensinya mesti kurang atau tidak pas sehingga perlu ada penyesuaian," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Selasa.

Hal tersebut disampaikan Ganjar usai membuka "Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional VI Tahun 2017" di auditorium Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang.

Terkait dengan belum sesuainya calon tenaga kerja dengan persyaratan dan kebutuhan yang ada, Ganjar mengusulkan agar kurikulum pelajaran di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan diubah serta disesuaikan.

"Kita dorong kurikulum di SMK agar sesuai dengan kebutuhan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh bursa kerja," ujarnya.

Menurut Ganjar, penjurusan di SMK harus betul-betul sesuai kebutuhan dunia kerja, demikian pula dengan pelatihan calon tenaga kerja.

"Kedepan perlu disinkronkan dengan kebutuhan investor, berapa jumlah tenaga kerja dan jabatan-jabatan yang dibutuhkan maupun proyeksi kebutuhan tenaga kerja sesuai jabatan," katanya.

Orang nomor satu di Provinsi Jateng ini mengaku sangat mendukung kegiatan seperti kompetisi keterampilan instruktur dan diharapkan akan menghasilkan calon tenaga kerja siap memasuki dunia kerja.

"Ini sangat bermanfaat bagi para pencari kerja. Selain itu, juga dapat dimanfaatkan untuk memetakan kebutuhan pada jabatan-jabatan tertentu di perusahaan sehingga pendidikan formal dan informal dapat lebih mempersiapkan lulusannya," ujarnya.

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017