Jakarta (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) resmi mencatatkan obligasi I di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai Rp2 triliun yang rencananya digunakan untuk penyelesaian proyek kereta api Bandara Soekarno Hatta (Basoetta) dan meningkatkan kinerja.

Direktur Keuangan PT KAI, Didiek Hartantyo di Jakarta, Rabu mengemukakan bahwa sebesar 55 persen dana dari obligasi itu akan digunakan untuk penyelesaian proyek KA Basoetta dan sisanya untuk pengadaan kereta tujuan dalam rangka meningkatkan layanan angkutan penumpang serta pangsa pasar angkutan penumpang.

"Penerbitan obligasi itu juga sesuai rencana dengan memanfaatkan kondisi suku bunga yang rendah saat ini. Meskipun penerbitan ini partama kali bagi KAI, tetapi permintaan terhadap obligasi perusahaan tetap tinggi seiring pandangan positif investor terhadap bisnis KAI ke depan," ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa saat proses "book building" memberikan sinyal positif, dimana penawaran obligasi KAI mendapatkan respon cukup baik dari investor dengan mengalami kelepbihan permintaan sebanyak 2,5 kali atau sekitar Rp5,2 triliun.

"Hal itu karena dukungan pemerintah yang kuat, karena KAI merupakan BUMN yang menyelenggarakan dan mengoperasikan jasa angkutan kereta api di seluruh Indonesia," katanya.

Ia mengemukakan bahwa obligasi yang diterbitkan perseroan terdiri dari seri A (KAII01A) senilai Rp1 triliun berjangka waktu lima tahun dengan indikasi tingkat kupon 7,75 persen per tahun, dan seri B (KAII01B) senilai Rp1 triliun berjangka waktu tujuh tahun dengan tingkat kupon 8,25 persen per tahun.

Terkait pembangunan kereta ringan (light rail transit/LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek), Didiek Hartantyo mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan finalisasi sindikasi pinjaman perbankan untuk memenuhi kebutuhan investasi yang diperkirakan mencapai Rp31 triliun.

Apabila nilai investasi LRT membengkak, lanjut dia, pihaknya tetap tidak akan mencari investor untuk masuk ke proyek itu. Hal itu sesuai Peraturan Presiden, PT KAI tetap menjadi investor tunggal proyek LRT.

Saat ini, perseroan masih menghitung angka final nilai investasi proyek LRT. Setelah final, perseroan akan menyesuaikannya dengan rencana penggalangan dana.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2017