Gorontalo (ANTARA News) - Gubernur Gorontalo, Fadel Muhamad menegaskan, pada akhir tahun 2006 lalu, hingga kini Gorontalo diperkirakan akan menjadi provinsi pertama yang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Sukarman Aminjoyo, di Gorontalo, Minggu, menanggapi realisasi kerjasama antara pemda Gorontalo dengan pihak perusahaan listrik Rusia, Raoues. "Sepanjang ini kami melihat Gorontalo-lah yang paling serius dalam merespon pembangunan PLTN dan diharapkan menjadi stimulan bagi daerah lain untuk menggunakan teknologi nuklir," ujar Sukarman, saat berkunjung ke Gorontalo. Disamping Kalimantan Timur yang juga berkeinginan untuk membangun PLTN, daerah yang dipimpin oleh Fadel Muhamad tersebut, dinilai sudah selangkah lebih maju dari segi kesiapan daerah meskipun pengkajian lebih lanjut belum dilakukan. Pembangunan PLTN berkapasitas sekitar 70 MegaWatt dengan model terapung tersebut, diharapkan dapat mengatasi krisis listrik berkepanjangan yang dihadapi oleh masyarakat Gorontalo. Menurut Sukarman, teknologi nuklir untuk pembangit listrik memiliki berbagai keunggulan seperti biaya operasional yang lebih murah, bahan bakar yang dapat didaur ulang, serta adanya jaminan pasokan bahan baku. "Kita punya cadangan gas dan batubara, tapi Indonesia tidak boleh terlena dan harus mengantisipasi terjadinya krisis energi," tambahnya. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Gorontalo, Idris Rahim, mengatakan meskipun telah berencana membangun PLTN pada tahun 2008 nanti, namun pihaknya menginginkan pengkajian secara menyeluruh dari Bapeten dan pihak terkait lainnya. "Pemerintah Gorontalo sangat mendukung pembangunan PLTN ini, tapi kami tetap memprioritaskan warga dan berharap agar program ini didukung masyarakat," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2007