Jakarta (ANTARA News) - Peserta pelatihan internasional tentang pariwisata ekologis/lingkungan yang berasal dari negara-negara Pasifik, yakni Papua Nugini, Samoa, Tonga, Kepulauan Solomon, Kiribati, dan Palau, terkesan akan penerapan konsep wisata lingkungan yang diterapkan di Bali.

Keterangan dari Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan 18 peserta itu telah mengikuti pelatihan internasional yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri bekerja sama Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua, Bali pada 20-26 November 2017.

Para peserta menyampaikan kekaguman mereka pada wisata lingkungan yang berkembang secara baik di Bali, terutama kepatuhan penduduk setempat dalam menerapkan wisata berbasis lingkungan dan masyarakat.

Salah satu peserta asal Kepulauan Solomon Islands, Bernard Garo, menyatakan penghargaannya kepada pemerintah Indonesia atas pelatihan ini, yang memberikan kesempatan bagi peserta berbagi ilmu dan mendapatkan informasi tentang penerapan konsep wisata yang mementingkan kesejahteraan penduduk setempat.

Sementara itu, peserta asal Papua Nugini, Jacinta Tai, juga berterima kasih kepada Kementerian Luar Negeri dan para instruktur STP Nusa Dua Bali atas kesempatan yang berharga untuk memperoleh ilmu mengenai konsep dan penerapan wisata lingkungan di Bali.

Beberapa teori yang diberikan kepada para peserta meliputi rencana dan pengembangan, pengelolaan, pendanaan, dan pemasaran wisata lingkungan. Para peserta berkesempatan berkeliling ke sejumlah lokasi wisata di Bali yang menerapkan wisata berbasis masyarakat, di antaranya Kedonganan, Ubud, Pemuteran, dan Tanah Lot.

Wakil Ketua bidang Akademik STP Nusa Dua Bali, Ni Made Eka Mahadewi, menyambut baik pelatihan wisata lingkungan di Bali yang memfokuskan pada tiga aspek, yaitu penerapan model wisata lingkungan yang sesuai kondisi di negara peserta, membangun jaringan, serta berbagi pengalaman dan praktik terbaik antar negara peserta mengingat Bali adalah laboratorium hidup pariwisata.

Direktur Kerja Sama Teknik, Kementerian Luar Negeri, Mohammad Syarif Alatas, berharap para peserta pelatihan dapat memperoleh pengetahuan tentang metode pengembangan pariwisata berbasis keseimbangan alam dan memperhatikan kesejahteraan penduduk setempat serta mampu menerapkan konsep tersebut di negaranya masing-masing.

Pewarta: Libertina W. Ambari
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2017