Canberra (ANTARA News)- Para aktivis anti perang, Selasa, mengatakan mereka siap menghadapi risiko atas jiwa mereka untuk menghalangi latihan militer yang melibatkan hampir 30.000 tentara AS dan Australia di lepas pantai utara Australia. Lebih dari 120 pesawat militer, sejumlah tank dan 30 kapal angkatan laut, termasuk kapal induk bertenaga nuklir dan kapal selam, ikut serta dalam latihan yang digelar di dua negara bagian Australia, termasuk kawsan dekat Great Barrier Reef. "Hati nurani kami tidak akan mengizinkan kami untuk berpangku tangan, sementara pasukan bersiap-siap untuk perang lagi," kata Treena Lenthall, jurubicara sebuah kelompok organisasi perdamaian. Ia mengatakan para aktivis telah menyusup ke daerah latihan dan akan tinggal di sana selama mungkin. Para pejabat pertahanan Australia mengatakan mereka tidak tahu adanya para pemrotes. Latihan 'Talisman Sabre 'yang diselenggarakan tiap dua tahun dimulai Selasa melibatkan sekitar 7.500 tentara Australia dan 20.000 marinir AS dan para pelaut di Negara Bagian Queensland dan Northern Territory, satu daerah yang lebih luas dari Belgia. Satu Satuan tugas, termasuk kapal induk Kitty Hawk yang berpangkalan di Jepang, digelar di Laut Karang pekan lalu untuk ikut serta dalam pelatihan yang akan berlangsung sampai 2 Juli dan para pejabat AS mengatakan itu adalah perlu bagi keamanan di Asia Pasifik. Para aktivis mengatakan latihan itu dapat mengakibatkan matinya ikan paus atau luka disebabkan sonar kapal perang yang kuat yang dapat menyebabkan banyak ikan paus lari ke pantai. Tapi militer Australia mengatakan berbagai tindakan telah dilakukan untuk melindungi kehidupan binatang laut. Para pejabat pertahanan bulan lalu mengkonfirmasikan bahwa kapal-kapal selam akan memasuki Great Barrier Reef Marine Park dalam pelatihan itu, tapi berjanji tidak akan membahayakan lingkungan. "Latihan itu akan digunakan untuk mempraktekkan pemboman, penyerangan dan pendudukan, tidak pertahanan," kata sebuah situs kelompok protes, seperti dikutip Reuters. Satu seruan terbuka kepada kelompok-kelompok perdamaian, lingkungan, pribumi, wanita dan agama dikeluarkan untuk menentang latihan perang itu dan menyatakan penentangan perang Irak, di mana sekitar 1.500 tentara Australia ikut serta. Jepang, yang baru-baru ini menandatangani satu perjanjian keamanan dengan Australia, mengirim para peninjau sebagai langkah pertama bagi kemungkinan pasukan Jepang dilatih di Australia di masa mendatang. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2007