Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Departemen Pertanian (Deptan) telah melepas 31 varietas unggul padi hibrida yang memiliki daya hasil 10-25 persen lebih tinggi dari padi inhibrida. Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Kabupaten Subang Jawa Barat, Selasa, menyatakan, ke-31 varietas tersebut terdiri enam varietas hasil Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), sedangkan 25 varietas lainnya milik perusahaan benih. "Dari uji coba benih padi hibrida yang dilepas Badan Litbang Pertanian di 13 kabupaten menunjukkan hasil rata-rata padi tersebut yakni 7,35 ton gabah kering giling (GKG)/ha atau 16,5 persen lebih tinggi dari varietas biasa yang hanya 6,31 ton GKG/ha," katanya dalam acara pembukaan "Open House Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi" di Sukamandi. Dalam acara yang juga dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla tersebut, Mentan mengatakan, produktivitas padi hibrida rakitan Badan Litbang Pertanian tidak kalah dengan padi hibrida introduksi dari Cina yang dilepas di Indonesia. Dia mencontohkan, di Bali Penanaman Padi Hibrida Maro dan Rokan di lahan petani memberikan hasil 1,7 hingga 2,10 ton/ha atau 29.0-34,1 persen lebih tinggi dari padi jenis IR64, bahkan di lokasi dan dengan teknologi yang tepat lainnya hasilnya lebih dari 9 ton/ha. Selain itu benih padi hibrida rakitan BB Padi memiliki keunggulan relatif lebih tahan terhadap hama wereng coklat, peyakit tungro dan penyakati hawar daun bakteri. Menteri mengatakan, dukungan inovasi teknologi produksi padi tersebut diharapkan mampu mencapai peningkatan produksi beras sebanyak 2 juta ton atau 6,4 persen pada 2007 dan pertumbuhan sebesar 5 persen per tahun pada tahun-tahun berikutnya. "Dengan teknologi budidaya padi yang tersedia saat ini dalam jangka pendek akan mampu mendukung pencapaian peningkatan produksi padi nasional," katanya. Namun demikian, dia mengakui sejumlah permasalahan yang dihadapi dalam peningkatan produksi padi diantaranya penurunan kapasitas produksi nasional karena terjadinya alih fungsi lahan pertanian serta degradasi kulatias lahan dan air, selain itu juga tidak menentunya iklim di tanah air. Badan Litbang Pertanian Deptan, saat ini telah mengidentifikasi wolayah potensial pengembangan padi hibrida di Jawa dan Bali yang mana pada musim hujan di 23 kabupaten di Jabar, Jateng dan Jatim terdapat lebihda dari 1,5 juta ha lahan sawah irigasi yang potensial bagi pengembangan padi hibrida. Potensi serupa juga, terdapat di 33 kabupaten pada musim kemarau. Jika padi hibrida bisa dikembangkan secara bertahap pada lahan seluas 1 juta ha dengan peningkatan produktivitas 1,0 ton/ha maka secara nasional padi hibrida memberikan kontribusi dalam peningkatan produksi padi sebanyak 1 juta ton. Sementara itu penyelenggaraan Open House yang digelar dari 19-24 Juni 2007 tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan teknologi padi hibrida dan inhibrida terbaru kepada masyarakat.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007