Jember (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) HM Arum Sabil menegaskan bahwa revitalisasi pabrik gula dalam negeri mendesak dilakukan karena 75 persen pabrik gula yang ada beroperasi dengan mesin tua sehingga produktivitasnya terganggu. "Akibatnya bangsa ini lambat laun akan tertinggal dan selalu mengimpor gula. Hal itu sangat merugikan petani dan rakyat Indonesia," ujar Arum Sabil, menjelang kedatangan rombongan Wakil Presiden Jusuf Kalla di PG Semboro, Rabu. Kedatangan Wapres bersama rombongan yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Meneg BUMN Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Pertanian Anton Apriantono, dan Menteri Perindustrian Fahmi Idris untuk menindaklanjuti revitalisasi pabrik gula yang sudah lama direncanakan. Selain rombongan menteri, Wapres juga didampingi Kepala Badan Pertanahan Nasional Djoyowinoto, Dirut Bank Rakyat Indonesia Sofyan Basir, Direktur Utama BCA DE Soetijoso, Dirut BNI Sigit Pramono, Gubernur Jawa Timur Imam Utomo, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Syamsul Mappareppa, Kapolda Jatim Irjen Pol Herman S. Sumawiredja dan pejabat lainnya. Menurut Arum Sabil , Wapres akan datang denan menggunakan pesawat Helly, turun di markas Yonif 515 Tanggul sekitar pukul 10.00 WIB dan langsung menuju PG Semboro untuk melakukan temu wicara dengan petani. Arum menjelaskan program revitalisasi pabrik gula mendesak dilakukan agar bisa meningkatkan produksi gula di Indonesia, selain meningkatkan kesejahteraan petani tebu. Di Indonesia saat ini ada 54 PG , 48 buah diantaranya berada di pulau Jawa dalam kondisi sudah tua yang merupakan peninggalan Belanda. Dengan kondisi itu, seperti yang terjadi di PG Semboro, kapasitas produksi hanya mencapai 5.000 hingga 5.500 ton tebu per hari, sementara petani bisa menghasilkan lebih dari 5.500 ton tebu per hari. "Artinya proses gilingnya tidak mampu menampung tanaman tebu petani," ujarnya. Untuk itu, lanjut dia, pemerintah harus segera melakukan revitaliasi pabrik gula agar kapasitas produksi meningkat yang akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan rakyat.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007