Santiago, Chile (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia tengah mengincar Republik Chile sebagai pintu gerbang promosi kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan, dimana langkah tersebut merupakan upaya membuka pasar ekspor nontradisional khususnya wilayah Amerika Latin.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda dalam sambutannya pada pembukaan One on One Business Matching Misi Dagang Chile mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk membina hubungan dan meningkatkan nilai perdagangan kedua negara.

"Kami akan memanfaatkan Santiago sebagai pintu gerbang untuk mempromosikan hubungan ekonomi yang saling menguntungkan dengan negara-negara Amerika Latin lainnya," kata Arlinda, di Santiago, Chile, Rabu (13/12) waktu setempat.

Arlinda menambahkan, dengan dijadikannya Chile sebagai pintu gerbang promosi tersebut maka citra produk-produk dalam negeri juga akan meningkat di pasar global, khususnya Amerika Latin. Dalam program Business Matching tersebut, pengusaha Indonesia dipertemukan dengan pelaku usaha Chile untuk membuka potensi perdagangan.

Secara letak, Chile berada di sebelah barat daya Benua Amerika Selatan berbatasan langsung dengan Peru, Argentina dan Bolivia yang dinilai unik dan mampu membuka akses pasar lebih luas untuk produk Indonesia.

Selain itu, Chile juga memiliki pelabuhan skala internasional yang tersebar dari utara hingga ke selatan dan menghubungkan seluruh wilayah seperti San Antonio, Iquique, Punta Arenas, Valparaiso dan Arica. Bahkan, Pelabuhan Iquique dan Punta Arenas telah dilengkapi dengan fasilitas free economic zone.

Meskipun Chile hanya berpenduduk 17,8 juta jiwa namun secara geopolitik Chile sangat aktif di kawasan dan merupakan anggota blok dagang Aliansi Pasifik bersama dengan Peru, Kolombia dan Meksiko yang sejak 2016 sudah menghapuskan tarif terhadap 92 persen produknya.

"One on One Business Matching telah berkembang menjadi landasan yang penting untuk promosi perdagangan, dan sekaligus merupakan model kerja sama yang baik dalam mencapai tujuan dari kedua negara," ujar Arlinda.

Berdasar catatan Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia-Chile dalam lima tahun terakhir periode 2012-2016 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Tren penurunan tersebut mencapai 12,09 persen per tahun.

Pada 2012, nilai perdagangan sebesar 381,99 juta dolar AS dan mengalami penurunan cukup tinggi menjadi 227,15 juta dolar AS pada 2016. Total transaksi pada 2016 tersebut, mengalami penurunan sebesar 29,28 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara pada 2017, untuk periode Januari-September, total perdagangan nonmigas sebesar 218,75 juta dolar AS. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 24,44 persen atau 42,96 juta dolar AS jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang sebesar 175,79 juta dolar AS.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2017