Semarang (ANTARA News) - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah, Dra. Liliek Budiastuti, MSi, menilai, selama ini media elektronik dalam menayangkan suatu siaran, khususnya jenis hiburan lebih banyak hanya mementingkan keuntungan dari sisi bisnis ketimbang tayangan yang mendidik. "Karena tayangan itu lebih banyak memikirkan profit oriented atau memperoleh keuntungan belaka tanpa memerhatikan dampak dari tayangan hiburan yang kurang mendidik, seperti promosi suatu produk, mengakibatkan pemirsa yang dirugikan," katanya pada saat dialog interaktif pembinaan anak terhadap dampak penayangan pada televisi, di Semarang, Rabu. Menurut dia, media elektronik khususnya televisi melihat khalayak atau pemirsa bukan sebagai kalangan yang butuh informasi namun lebih mengarah sebagai market untuk memasarkan suatu produk. Tayangan televisi sekarang ini, kata dia, lebih sering merayu publik dalam memasarkan produk yang mereka jual, dan mereka membuat image untuk dapat mengendalikan pemirsa. Untuk itu, ia mengharapkan, kepada para orang tua untuk lebih selektif lagi dalam memilih program televisi yang ditonton oleh anak-anaknya. Harusnya para orang tua mendampingi anak-anak mereka dalam melihat program-program tayangan televisi yang ditonton. "Tontonlah tayangan siaran televisi dengan sikap yang kritis, apabila menemukan sesuatu yang dinilai kurang etis untuk disiarkan sampaikan keluhan itu kepada KPI/KPID," kata dia. Sementara itu, pakar Psikologi Unissula Semarang, Hj. Dra Retno Anggraeni, mengatakan, tayangan media cetak maupun media elektronik yang kurang begitu mendidik bisa mengakibatkan pengaruh buruk bagi perkembangan anak sehingga dibutuhkan pembinaan untuk penanganannya. Kemudahan yang didapat untuk mengakses tayangan di media cetak maupun televisi tanpa disertai adanya batasan-batasan akan membuat anak lebih condong untuk meniru perilaku yang dia dapatkan. Untuk itu, kata dia, peran orang tua dalam memberikan pendidikan di dalam rumah tangga kepada anak-anaknya lebih diprioritaskan agar tidak salah langkah. "Yang lebih penting lagi, pendidikan yang didasari oleh agama merupakan pendidikan yang sangat mendasar sehingga diharapkan mampu memberikan pedoman bagi mereka untuk lebih berhati-hati," katanya. (*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007