Banda Aceh (ANTARA News) - Kesebelasan Persiraja Banda Aceh terancam bubar karena tim kesayangan masyarakat "Serambi Mekah" itu mengalami kesulitan keuangan, terutama untuk menghadapi putaran kedua Divisi Utama Liga Indonesia, Agustus mendatang. Informasi yang diperoleh di Banda Aceh, Rabu, Pengurus Persiraja pernah mengirim surat kepada pimpinan DPRD Kota Banda Aceh yang isinya mohon saran dan pertimbangan anggota dewan mengenai kelanjutan kesebelasan tersebut, karena kondisi keuangan sangat sulit. Namun, pimpinan DPRD Kota Banda Aceh belum bisa memberikan bantuan kepada Persiraja, sebelum ada pertanggungjawaban dana yang digunakan tim tersebut sebesar Rp5 miliar pada APBD tahun 2007. Di dalam surat yang didatandatangani Ketua Umumnya, Mawardy Nurdin, pengurus Persiraja dihadapkan pada persoalan yang sangat memberatkan untuk dapat melanjutkan pertandingan pada putaran kedua Divisi Utama Liga Indonesia. Pada putaran kedua tersebut Persiraja membutuhkan dana Rp6 miliar sampai Rp7 miliar, dan dilain pihak harus menyelesaikan pinjaman pada Bank BPD Aceh. Disebutkan, pada putaran pertama, Persiraja telah menghabiskan dana sekitar Rp8 miliar, sedangkan dalam APBD tahun 2007 hanya disediakan dana sebesar Rp5miliar. Dengan demikian, Persiraja saat ini terhutang Rp3 miliar. Sementara, sebelum dana cair, pengurus Persiraja melakukan pinjaman kepada Bank BPD Aceh sebesar Rp5 miiar untuk membiayai kegiatan tim pada putaran pertama, dan telah digunakan seluruhnya. Saat ini Bank BPD Aceh telah melakukan penagihan agar pinjaman tersebut segera dikembalikan berikut dengan bunganya. Wakil Ketua DPRD Kota Banda Aceh, Mukminan menyatakan, pihaknya sudah membahas surat dari pengurus Persiraja melalui rapat Panitia musyawarah (Panmus). Dikatakan, pada rapat tersebut belum diputuskan apakah DPRD Kota Banda Aceh akan membantu atau tidak mengenai dana tambahan untuk Persiraja. Tapi, lanjutnya, pada keputusan itu, Panmus DPRK minta kepada Ketua Umum Persiraja yang juga Walikota Banda Aceh untuk segera mengirimkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terhadap dana APBD yang digunakan Persiraja. "Kalau hasil audit itu belum diserahkan, maka sulit bagi kita untuk menyetujui tambahan anggaran guna membantu Persiraja," katanya. Pemko Banda Aceh selaku pemilik Persiraja sudah menyerahkan sepenuhnya kepada BPKP Aceh untuk mengaudit dana APBD 2007 yang digunakan Persiraja, karena diduga ada penyimpangan. Sekretaris Persiraja, Safwan menyatakan, pihaknya telah mengajukan permohonan ke DPR Kota Banda Aceh untuk membantu penambahan dana. "Kalau permohonan tidak bisa diterima atau ditolak oleh DPRK, kita tidak bisa bilang apa-apa, terpaksa Persiraja gagal mengikuti putaran kedua dan bubar," katanya. Selanjutnya, para pencinta Persiraja menyarankan agar Persiraja tidak bubar, tapi harus dibenahi manajemennya. "Persiraja sebenarnya tidak ada masalah, tapi manajemennya yang saat ini sangat bobrok, sehingga perlu dibenahi," kata mantan pemain PON Aceh tahun 1969, Mukhtar Lem. Ia menyatakan, sepak bola adalah olahraga rakyat, oleh karenanya, Persiraja harus diselamatkan.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007