Damaskus (ANTARA News) - Suriah menutup sebuah pos perbatasan ketiga dengan Lebanon karena pertempuran yang telah berlangsung sebulan antara pasukan Lebanon dan kelompok muslim garis keras, namun dua pos perbatasan lain masih dibuka. Wakil Presiden Suriah Faruq al-Shara mengatakan, Kamis, perbatasan itu akan tetap dibuka kecuali jika hubungan dengan Lebanon memburuk ke tingkat yang tidak bisa diperbaiki. "Penutupan pos perbatasan dengan Lebanon kemarin itu tidak berarti perbatasan dengan negara itu akan ditutup," katanya kepada wartawan. "Perbatasan tidak akan ditutup kecuali jika hubungan Suriah-Lebanon memburuk ke tingkat yang tidak bisa dipulihkan." Tidak seorang pun "bisa menggiring Suriah menutup perbatasan dengan Lebanon atau mengambil bagian dalam sebuah konflik bersenjata" dengan negara tetangganya yang lebih kecil di sebelah barat itu, katanya seperti dikutip AFP dari kantor berita SANA. "Sekutu-sekutu kami di Lebanon lebih kuat daripada pihak-pihak lain. Namun kami mendorong pengertian nasional," kata Shara, menunjuk pada perpecahan di belakang kubu-kubu yang mendukung dan menentang Suriah yang telah melumpuhkan kehidupan politik di Beirut. Penutupan pos perbatasan Jussa-Al-Qaa pada Rabu, yang diputuskan oleh kementerian dalam negeri, akan tetap diberlakukan "sampai keadaan kembali tenang di Lebanon utara", kata SANA. Penutupan itu dirancang "untuk melindungi penduduk Suriah dan Lebanon". Pada 20 Mei, saat meletus bentrokan di Lebanon, Damaskus menutup dua pos perbatasan lain di Arida dan Dabussiya, juga di Suriah barat-tengah. Namun, dua perlintasan lain tetap dibuka, termasuk di jalan raya utama Damaskus-Beirut. Mayoritas orang anti-Suriah menuduh milisi Fatah al-Islam yang bertempur dengan pasukan Lebanon di sebuah kamp pengungsi di Lebanon utara memiliki hubungan dengan Suriah. Damaskus membantah tuduhan tersebut.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2007