Pangkalpinang (ANTARA News) - Terasi produksi daerah Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung paling laris di pasaran karena memiliki kualitas super.

"Terasi asal Toboali memang lebih enak dibandingkan daerah lain dan kualitasnya sudah terkenal ke berbagai daerah sehingga banyak yang mencarinya," ujar salah seorang pedagang terasi di Pasar Pagi Pangkalpinang, Akung, Selasa.

Terasi Toboali memiliki ciri tersendiri, di antaranya memiliki aroma udang yang khas, rasanya lebih enak, tidak pahit dan warnanya lebih bagus agak kemerahan.

"Terasi Toboali warnanya tidak hitam, rasanya tidak pahit karena bahan baku yang digunakan masih segar, berkualitas bagus serta cara pengolahannya masih manual dengan resep turun-temurun dari nenek moyang," katanya.

Terasi Toboali tidak hanya diminati masyarakat lokal Bangka Belitung saja tetapi juga dari luar daerah.

Kampung Padang Toboali merupakan sentra pembuatan terasi khas Kabupaten Bangka Selatan, sekitar lima menit perjalanan dari kawasan Simpang Lima Toboali.

"Banyak wisatawan yang datang ke Babel mencari terasi Toboali, terlebihnya pada saat liburan," katanya.

Pada liburan kali ini peminat terasi Toboali semakin banyak. Wisatawan lokal hingga mancanegara seperti Jepang dan Prancis menjadikannya sebagai oleh-oleh.

"Setiap memasuki libur panjang banyak yang datang ke Babel dan mencari terasi Toboali untuk dijadikan oleh-oleh karena mereka tahu bagusnya kualitas terasi Toboali," jelasnya.

Biasanya Akung menjual terasi sekitar 15-30 kilogram per hari, namun sejak libur panjang jualannya laris mencapai 70 hingga 100 kilogram per hari.

"Untuk harga terjangkau kisaran Rp50 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram," katanya.

Pedagang terasi lainnya, Leni juga ketiban berkah saat musim liburan seperti sekarang ini.

"Selain beli langsung ke toko, banyak juga pelanggan saya yang sudah pesan terlebih dahulu untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh," ujarnya.

Dalam satu hari Leni bisa menjual terasinya 75 kilogram atau meningkat dibandingkan hari biasanya yang hanya 25-30 kilogram per hari.

Pewarta: Kasmono
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2017