Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh 9,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp5320 triliun atau melambat dibandingkan pertumbuhan tahunan Oktober 2017 sebesar 10,6 persen (yoy).

Menurut analisa uang beredar Bank Indonesia untuk November 2017 diumumkan di Jakarta, Jumat, perlambatan pertumbuhan uang beredar dipengaruhi oleh kontraksi operasi keuangan pemerintah pusat, perlambatan pertumbuhan kredit, dan perlambatan pertumbuhan aktiva luar negeri bersih.

"Kontraksi operasi keuangan pemerintah pusat tercermin dari kewajiban Bank Indonesia dan perbankan kepada pemerintah pusat yang tumbuh meningkat dari 9,8 persen (yoy) pada Oktober 2017 menjadi 25,5 persen (yoy) pada November 2017," ujar dia.

Adapun kredit yang disalurkan perbankan pada akhir November 2017 sebesar Rp4635 triliun atau naik 7,4 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan Oktober 2017 naik 8,1 persen. (yoy).

Sedangkan aktiva luar negeri bersih tumbuh melambat dari 18,1 persen (yoy) pada Oktober 2017 menjadi 17,2 persen (yoy) pada November.

Bank Sentral juga mencatat suku bunga kredit dan suku bunga simpanan berjangka kembali menurun yang mencerminkan masih berlangsung transmisi penurunan suku bunga kebijakan Bank Indonesia, BI 7-Day Reverse Repo.

Pada November 2017, rata-rata suku bunga kredit tercatat 11,45 persen atau turun 10 basis poin dari bulan sebelumnya.

Demikian halnya suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1, 3, 6, 12, dan 24 bulan masing-masing tercatat sebesar 5,80 persen, 6,17 persen, 6,63 persen, 6,82 persen, dan 6,72 persen atau turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 5,89 persen, 6,32 persen, 6,74 persen, 6,93 persen, dan 6,93 persen.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017