Tokyo (ANTARA News) - Perundingan tahap akhir kerjasama ekonomi dalam format Economi Partnership Agreement (EPA) antara delegasi Indonesia dan Jepang, hingga Jumat malam masih terus berlangsung, dan kini memasuki tahapan formalisasi rancangan akhir. ANTARA News Tokyo, Jumat malam, melaporkan perundingan itu berlangsung secara maraton di gedung Departemen Luar Negeri Jepang, yang berlokasi di pusat kota Tokyo. Perundingan yang langsung dipimpin diplomat senior dan mantan Dubes RI untuk Jepang Soemadi Brotodiningrat dan Staf Ahli Menteri Perdagangan bidang Kerjasama Internasional Halida Mujani itu dimulai sejak pukul 09.00 hingga pukul 05.00 pagi keesokan harinya. Dari pihak Jepang diwakili oleh Wakil Menteri Luar Negeri, yang bersama delegasi Indonesia tanpa henti terus memformulasikan draft final, sesuai keinginan kedua negara yang harus selesai Sabtu (23/6) besok. Sedikitnya 30 anggota delegasi Indonesia yang terbagi dalam tiga belas "expert group" masih terus menyelesaikan hal-hal yang tersisa di semua sektor kerjasama ekonomi kedua negara. Sektor-sektor yang terkait EPA antara lain energi, pertanian, perikanan, kehutanan serta perdagangan jasa dan barang, pengiriman tenaga terampil, investasi, dan persaingan usaha. Kerjasama juga menyangkut soal hak cipta, standar kualitas, industri, serta pengurangan tarif . "Masing-masing delegasi kini memasuki tahapan `reccord of discussion` yang nantinya menjadi landasan formal bagi perjanjian kerjasama ini," kata Atase Perdagangan KBRI Tokyo Tulus Budhianto. Perundingan sejak kemarin berada dalam tahap "wrapping meeting" sebelum berlanjut ke fase record of discussion yang membawa kedua negara kepada aturan yang lebih mengikat dari perjanjian EPA. Barulah sesudahnya siap ditandatangani oleh masing-masing delegasi. Draft final itulah yang dibawa ketingkat menteri untuk menjadi draft resmi yang kemudian memasuki prosedur internal kenegaraan. Setelah itu siap dibawa ke Jakarta, guna ditandatangani masing-masing kepala pemerintahan, PM Shinzo Abe dan Presiden Susilo Bambang Yudhyono. Kedua delegasi hanya memberikan waktu istirahan satu kali, yakni dalam makan siang, selebihnya kembali tenggelam dalam perundingan yang ketat. PM Abe sendiri meminta agar semua klausul bisa selesai akhir pekan ini, sehingga prosedur internal kenegaraan yang harus diikuti juga bisa dipercepat dan bisa sesuai jadwal yang telah ditetapkan Jakarta dan Tokyo.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007