Surabaya (ANTARA News) - Perum Perhutani hingga pertengahan Juni 2007 telah membukukan pendapatan sebesar Rp935,73 miliar atau 40,70 persen dari target pendapatan pada tahun ini Rp2,4 triliun. Dirut Perum Perhutani, Transtoto Handadhari, dalam emailnya yang diterima ANTARA di Surabaya, Sabtu, menyebutkan, pendapatan tersebut termasuk dari hasil gondorukem dan terpentin yang mencapai Rp24,06 miliar. Menurut dia, pendapatan Perhutani itu Rp428,39 miliar, diantaranya merupakan kontribusi dari Perhutani Unit I Jateng, Rp312,42 miliar dari Unit II Jatim dan Rp170,88 miliar dari Unit III Jabar. Kendati begitu, hingga 21 Juni 2007 Perhutani masih memiliki persediaan produk hasil hutan senilai Rp254,92 miliar sehingga nilai pendapatan Perhutani secara keseluruhan hingga kini mencapai Rp1,19 triliun atau sekitar separuh dari target pendapatan 2007. Sementara itu, perhitungan sisa persediaan produksi Perhutani hingga 19 Juni 2007 terdiri dari kayu jatim 87.717 meter kubik senilai Rp192,98 miliar, kayu rimba 24.761 meter kubik senilai Rp8,67 miliar, gondorukem 6.988 ton senilai Rp45,28 miliar dan minyak terpentin 592,57 ton senilai Rp3,84 miliar. Persediaan lainnya, copal atau getah damar sebanyak 93,32 ton senilai Rp2,10 miliar, seed lak (lak butiran) 42 ton senilai Rp0,94 miliar, minyak kayu putih 4.297 ton senilai Rp0,04 miliar dan minyak ilang-ilang 0,316 ton senilai Rp0,64 miliar. Selain itu, madu sebanyak 29.196 kilogram senilai Rp0,07 miliar serta Aqua Silva (air kemasan) 17.635 liter senilai Rp0,01 miliar. "Pendapatan itu belum termasuk dari pendapatan lain-lain yang terus digali dari sumber kayu dan nonkayu yang prospektif seperti jasa wisata alam, sumber daya air dan bahan galian di kawasan hutan," katanya. Lebih lanjut Transtoto menambahkan, Perhutani pada 2007 juga menargetkan mereboisasi 201 ribu hektar lahan kritis. Untuk itu Perhutani telah menyiapkan sebanyak empat juga bibit tanaman. (*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2007